BWS Kalimantan I Louncing Video Klip Jaga Sungai Kapuas Hasil Karya Pemuda Sekadau
Kepala Kantor BWS Kalimantan I Dwi Agus Kuncoro menyampaikan, bahwa launching video klip ini merupakan salah satu upaya untuk mengajak masyarakat agar
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan I melouncing video klip dengan judul Jaga Sungai Kapuas hasil karya Ahin Saka pemuda asal Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat.
Kepala Kantor BWS Kalimantan I Dwi Agus Kuncoro menyampaikan, bahwa launching video klip ini merupakan salah satu upaya untuk mengajak masyarakat agar bersama-sama menjaga sungai Kapuas.
Menurutnya, kampanye menjaga sungai Kapuas tidak hanya dilakukan secara tatap muka langsung, namun pengaruh besar terhadap masyarakat ia sampaikan adalah kampanye melalui media sosial.
Baca juga: Launching Kampong Sotong Pangkong, Wali Kota Pontianak Dukung Pelaku Usaha Kuliner
"Kampanye di media sosial, dan kami dari BWS menggandeng semua pihak untuk merawat sungai Kapuas. Dan melalui kampanye media sosial ini untuk menginspirasi yang lain. Dengan kalimat Menjaga Sungai Kapuas berulang-ulang tentu akan menjadi memori generasi milenial yang menjadi penting menjaga sungai Kapuas," ujarnya, saat launching video klip Jaga Sungai Kapuas, di Orchard Gajah Mada, Pontianak, Sabtu 10 April 2021.
Menurutnya, Sungai Kapuas yang memang menjadi ikon wisata dan merupakan sungai terpanjang di Indonesia dengan panjang hingga 1.143 kilometer diperlukan kesadaran dan upaya bersama untuk membangun dan memelihara kebersihan dan kekhasannya.
"Untuk pemeliharaan kita lakukan secara langsung dan kini kita juga mulai kampanye melalui media sosial untuk menjaga sungai Kapuas," jelasnya.
Ia menerangkan, bahwa selama ini BWS sudah memiliki beberapa program menjaga Sungai Kapuas yang bekerja sama dengan berbagai pihak
"Seperti pemeliharaan normalisasi tahun ini bekerja sama dengan wali kota Singkawang," ungkapnya.
Sementara itu, Ahin Saka yang mencetuskan video klip Jaga Sungai Kapuas, ia menyampaikan, bahwa pada visual yang tercantum dalam video tersebut mengambil tiga budaya yang memang terkenal di Kalimantan Barat yakni Tionghoa, Melayu dan Dayak.
"Dalam satu tempat dan satu ruang mengemas semodern mungkin agar secara visual dapat diterima seluruh kalangan mana pun, baik anak-anak, remaja dan dewasa," ujarnya.
Dalam video tersebut penampilan Sungai Kapuas hanya pada awal pembukaan saja.
Ia menyampaikan, alasan tidak menampilkan sungai Kapuas lantaran sudah melihat berbagai referensi video yang dibuat. Dari hasil referensi yang dimiliki, ia mengatakan ingin membuat terobosan baru.
"Kita mencoba menampilkan kebudayaan lokal gepeng yang sangat membantu untuk mengajak masyarakat agar visualnya juga menarik. Penampilan dalam ruangan yang Notabenenya secara umum menjaga cahaya, penampilan beberapa karya itu agar ketika di share tidak bosan," ungkapnya.
"Karena selama ini masyarakat banyak bosan dengan melihat video visualnya, kalau tentang sungai pasti ke tepian sungai, tapi kita bikin videonya tentang sungai tapi cinematiknya semodern mungkin," jelasnya.
Pada video klip tersebut menampilkan berbagai pakaian etnis yang mengartikan bahwa menjaga sungai Kapuas merupakan tanggung jawab bersama semua pihak.
"Kami sering membuat film pendek, jadi ingin memiliki pengalaman baru dan ingin bekerja sama dengan pemerintah. Saya berterima kasih sama sekali kepada BWS Kalimantan yang notabenenya memerhitungkan visual dan kreatif," ungkapnya. (*)