Wahhabi dan Salafi Disebut Pintu Masuk Terorisme Oleh Ketum PBNU & Deretan Korban Wahhabi Salafi
Sebagai sebuah gerakan, Wahhabi menempuh strategi-strategi yang merusak (destruktif), radikal, dan cenderung menimbulkan teror (Blanchard, 2008:21).
Tetapi tidak bagi Wahhabi-Salafi. Kelompok Wahhabi bersembunyi di balik topeng Salafi, lalu menyusupkan ideologi kekerasan.
Karenanya, kaum Salafiyun (pendukung Salafi) berdakwah secara lemah lembut, tetapi Wahhabiyun atau Wahhabi-Salafi berdakwah secara radikal.
Hal lain yang juga penting membedakan kelompok Salafi dan kelompok Wahhabi-Salafi adalah aspek ekonomi-budayanya.
Wahhabi-Salafi berbahaya bukan saja karena gagasan yang mereka usung, melainkan proyek kolonialisasi yang mereka lakukan.
Di tataran permukaan, yang bisa dicermati kasatmata, Wahhabi-Salafi adalah gerakan kekerasan.
Tetapi, aspek di balik panggung yang tidak mudah dicermati adalah aspek aliran dana internasional.
Atas berbagai alasan, relasi ekonomi ini menghubungkan antara kelompok Wahhabi-Salafi lokal dengan jaringan global mereka (Bahgat, 2004).
Berbeda halnya dengan gerakan Salafi murni.
Dasar ketulusan hati mereka dalam mendakwahkan paham Salafisme menjadi alasan mereka menolak hal-hal berbau politik, apalagi kepentingan material-duniawiah.
Gerakan Salafi ini murni demi menegakkan akhlak individual maupun sosial.
Sasaran dakwah Salafiyah ini adalah kebobrokan moralitas umat.
Tentu saja mereka tidak akan pernah mendakwahkan moralitas dengan cara-cara yang immoral, tidak bermoral.
Sedangkan Wahhabi-Salafi tidak peduli hal ini.
Salah satu bukti kasatmata Wahhabi-Salafi yang tidak peduli pada moralitas bisa dilihat dari ketidakpedulian mereka pada citra Islam secara menyeluruh.
Ini bisa bisa dilihat dalam kasus ISIS dan gerakan destruktif di berbagai belahan dunia, walaupun berdampak menciderai wajah Islam maupun umat muslim pada umumnya.