Dirut Soedarso Beberkan Kronologis Anggota DPRD Kalbar Affandie Masuk Ruang Isolasi Bantah Pembiaran

Saripawan menjelaskan kronologis pasien atas nama Affandie yang saat ini mendapatkan perawatan medis.

Penulis: Syahroni | Editor: Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ HAMDAN
Direktur RSUD Soedarso, dr Yuliastuti Saripawan. 

"Tidak ada pembiaran pasien, bahkan dokter jantung pada hari Sabtu Minggu tetap bertugas, karena ada dua orang pasien yang mengalami serangan jantung," ucapnya.

Pasien di ruang isolasi dipasang CCTV karena untuk memantau dan jika terjadi kondisi darurat pasti akan ditangani cepat.

Dalam penanganan pastinya ada skala prioritas terhadap kondisi pasien.

Saripawan menegaskan tidak ada pembiaran pasien, semua pasien akan diberikan pelayanan sesuai prosedur yang ada.

Affandie AR mengeluhkan pelayanan

Anggota DPRD Provinsi Kalbar, H Affandie AR mengeluhkan pelayanan di RSUD Soedarso Pontianak.

Kepada Tribun melalui sambungan telepon, Politisi Partai Demokrat ini menyebutkan ia menerima pelayanan yang kurang baik.

Hal ini menyusul dirinya dirujuk ke RSUD Soedarso setelah melakukan pemeriksaan di RS Kharitas Bhakti.

Diungkapkan Affandie, saat dirujuk ke RS Soedarso dirinya diminta untuk diambil sample darah ataupun rapid test.

Hasil rapid test, lanjutnya menunjukan reaktif.

Diungkapkannya, ia pernah menjadi penyintas covid 19 sehingga tidak vaksin.

Namun karena mengikuti arahan RSUD Soedarso, ia pun melakukan swab dan sementara di isolasi.

Affandie menjadi berang, lantaran sudah tiga hari diruang isolasi hasil swabnya belum keluar dan belum mendapat pemeriksaan dari dokter terkait.

"Pelayanan RSUD Soedarso buruk sekali, mana yang digembar-gemborkan pelayanan baik, saya usai diperiksa dr. Irfan di RS Kharitas Bhakti di rujuk ke RSUD Soedarso, diminta ambil sample darah, kemudian keluar reaktif, karena ikut arahan RSUD, saya diswab dan ini hari ketiga saya di ruang isolasi, hasil swab belum keluar dan sampai hari ini tidak ada dokter terkait yang menangani saya," papar Affandie.

Diungkapkan Affandie pula, pasien dipantau menggunakan cctv, hal itu pun tambah membuatnya berang.

"Selama tiga hari tidak ada dokter yang melihat kita sebagai pasien, katanya hanya dipantau melalui cctv, padahal kita diminta segera masuk rumah sakit, seolah-olah kita besok sudah mati, jadi apa yang dikeluhkan pasien selama ini benar adanya," tutup Bendahara DPD Partai Demokrat Kalbar ini.

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved