Apa Itu Tripsin Babi yang Disebut MUI Ada di Vaksin AstraZeneca, Apakah Halal atau Haram?
Tripsin Babi memang merupakan bahan yang berasal dari hewan yang diekstrak yaitu dari bagian pankreas babi.
Istilah Istihlak adalah bercampurnya benda najir atau haram pada benda yang suci, sehingga mengalahkan sifat najis baik rasa, warna dan baunya.
Contoh Istihlak adalah satu tetes khamr pada air di kolam renang yang luas.
Maka tidak membuat haram air tersebut karena rasa, warna dan bau air kolam renang tidak berubah.
"Jika ada indikasi keharaman, maka hukumnya tetap boleh dengan alasan darurat demi mencegah terjadinya kesakitan, kecacatan dan kematian karena penyakit dan selama belum ditemukan bahan vaksin halal dan suci," tulisnya.
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 Tahap Dua di Kubu Raya Baru Capai 13 Persen dari Sasaran
Alasan Vaksin AstraZeneca diperbolehkan oleh MUI
Kondisi ini juga yang menjadi acuan MUI menetapkan vaksin AstraZeneca tetap boleh digunakan meski mengandung tripsin babi.
Berikut adalah beberapa alasan MUI seperti diungkapkan oleh Asrosun:
1. Indonesia sedang dalam kondisi darurat syari. Ada keterangan dari ahli yang kompeten dan terpercaya tentang adanya bahaya atau risiko fatal jika tidak dilakukan vaksinasi Covid-19.
2. Ketersediaan vaksin Covid-19 yang halal dan suci tidak mencukupi untuk pelaksanaan vaksinasi Covid-19 guna mewujudkan kekebalan kelompok atau herd immunity.
3. Ada jaminan keamanan penggunaannya oleh pemerintah sesuai dengan penjelasan yang disampaikan pada saat rapat komisi fatwa.
4. Pemerintah tidak memiliki keleluasaan memilih jenis vaksin Covid-19 mengingat keterbatasan vaksin yang tersedia, baik di Indonesia maupun di tingkat global.
Asrorun juga menegaskan bahwa kebolehan penggunaan vaksin Covid-19 produk AstraZeneca, akan tidak berlaku lagi jika alasan yang telah dipaparkan hilang.
"Pemerintah wajib terus mengikhtiarkan ketersediaan vaksin Covid-19 yang halal dan suci," ujar dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Fungsi Tripsin Babi yang Disebut MUI Ada di Vaksin AstraZeneca?"