Muncul Benjolan di Ketiak saat Menstruasi Apakah Tanda Kanker?
Perlu ditelusuri lebih lanjut mengenai posisi benjolan dan melakukan beberapa pemeriksaan lainnya untuk mengetahui penyebab benjolan di ketiak.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Dokter Spesialis Bedah Konsultan Bedah Onkologi di RS Pondok Indah, Rachmawati mengatakan, adanya rasa sakit dan terkadang benjolan di area ketiak sebelum, saat, dan sesudah haid adalah keadaan hormonal, karena kelenjar payudara juga ada di ketiak.
Perlu ditelusuri lebih lanjut mengenai posisi benjolan dan melakukan beberapa pemeriksaan lainnya untuk mengetahui penyebab benjolan di ketiak.
Namun, berikut sedikit penjelasan mengenai masalah benjolan di ketiak.
Pembesaran kelenjar di area ketiak tanpa sebab yang jelas menjadi suatu dilema.
Benjolan di ketiak sering terjadi, kebanyakan adalah normal dan tidak mengganggu.
Baca juga: Cara Menghilangkan Nyeri Haid Secara Alami Tanpa Obat
Namun, ada beberapa yang harus dievaluasi dengan seksama.
Beberapa penyebab benjolan di ketiak bisa dibagi menjadi dua:
Pertama, benjolan non-kanker seperti pertumbuhan jaringan tambahan payudara yang sering dikenal dengan mamma aberans, kista atau kantong terisi cairan, reaksi alergi terhadap deodoran, antiperspirant, atau sabun, infeksi virus atau bakteri dari organ yang bermuara ke ketiak (dari lengan, dinding dada, dan payudara), penyakit cat-scratch, implan silikon, dan bruselosis.
Kedua, penyebab benjolan di ketiak dari kanker yang dapat berupa limfoma, kanker payudara, dan melanoma.
Baca juga: Cara Daftar Pulsa Listrik di Stimulus PLN Klik www.pln.co.id Login Gratis Token Listrik
Berikut ini adalah beberapa penyebab umum benjolan di ketiak:
1. Infeksi HIV
Biasanya tidak nyeri, lokasi benjolan di ketiak, leher, dan bagian belakang kepala berkembang pada minggu kedua dari gejala akut HIV.
2. Infeksi mycobacteria
Paling sering benjolan terjadi di leher/skrofuloderma.
Benjolannya tidak nyeri, membesar dalam hitungan minggu sampai bulan tanpa gejala sistemik yang menonjol.
3. Infeksi mononukleosis
Ada tiga gejala penting dari infeksi ini yaitu demam yang tinggi, faringitis, dan limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening).
Kelenjar getah bening yang terkena biasanya simetris dan melibatkan kelenjar leher bagian belakang.
Dapat juga ditemukan di ketiak dan lipat paha.
Gejalanya memuncak pada minggu pertama dan mereda pada 2-3 minggu setelahnya.
4. Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
SLE merupakan suatu penyakit autoimun.
Pembesaran kelenjar getah bening pada penyakit ini terjadi sebesar 50 persen.
Biasanya kelenjar teraba lunak, tidak nyeri dan tersebar, berukuran antara 0,5 sentimeter sampai beberapa sentimeter.
Biasanya ditemukan di leher, ketiak, dan lipat paha.
Apabila terdapat infeksi, benjolan kelenjar getah bening akan terasa lebih nyeri.
5. Obat-obatan
Sejumlah obat-obatan dapat menimbulkan gejala demam, nyeri sendi, gatal, dan pembesaran kelenjar getah bening hampir seluruh tubuh.
Salah satu contoh obat fenitoin dapat menyebabkan gejala pembesaran kelenjar getah bening.
Obat-obatan lain seperti allopurinol, atenolol, captopril, carbamazepine, sefalosporin, ethosuximide, hydralazine, imatinib, lamotrigine, penisilin, pyrimethamine, quinidine, sulfonamide, dan sulindac juga dapat menyebabkan gejala pembesaran kelenjar getah bening.
6. Sarcoidosis
Penyakit ini biasanya menyerang paru, tetapi sekitar 30 persen menyerang ekstra paru.
Pembesaran kelenjar getah bening terjadi pada sekitar 40 persen, paling sering di mediastinum (di dalam rongga dada).
Gejalanya dapat berupa batuk, sesak napas, dan nyeri dada, selain itu dapat juga disertai kelelahan, demam, dan berat badan turun.
7. Limfoma
Limfoma hodgkin dan non-hodgkin dapat bergejala tidak nyeri bersifat lambat pertumbuhannya atau disebut indolent.
Pada limfoma hodgkin paling sering yang terkena adalah kelenjar getah bening di daerah leher.
Penyebab lain yang jarang adalah castleman’s disease (penyakit hiperplasia pembuluh darah dan kelenjar limfe), kikuchi’s disease, kawasaki disease, limfoma T cell angioimmunoblastic, inflammatory pseudotumor, amyloidosis, Kimura disease, PTGC (Progressive Transformation of Germinal Centers), Rosai-Dorfman disease, dan IgG4-related disease.
Penegakan diagnosis benjolan di ketiak dapat dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium, radiologi seperti USG, Doppler, CT-Scan, ataupun MRI.
Opsi untuk dilakukan biopsi tergantung dari kecurigaan penyakit yang ditegakkan oleh dokter spesialis bedah konsultan bedah onkologi, tentunya setelah Ibu berkonsultasi langsung dengan dokter.
Biopsi yang dapat dilakukan antara lain open biopsy, FNAB (fine needle aspiration biopsy), maupun core needle biopsy.
Apabila kondisi ini sudah berlangsung cukup lama, ada baiknya Ibu berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah konsultan onkologi.
Hal ini dilakukan supaya dokter dapat segera melakukan pemeriksaan secara langsung, beserta pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis dan memberikan terapi penanganan yang tepat sesuai penyebab.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Halo Prof! Benjolan di Ketiak Saat Haid, Apakah Pertanda Kanker? "
Penulis : Shierine Wangsa Wibawa
Editor : Shierine Wangsa Wibawa