Sriwijaya Air Jatuh
Sriwijaya Air Jatuh, Ayah Mulyadi Harap Ada Mukjizat untuk Keselamatan Anak, Menantu dan Besannya
Kita itu bukan milik manusia. Kita milik Allah. Jadi kapan Allah memanggil Mul, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Kami keluarga sudah mengikhlaskan
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Try Juliansyah
Foto Mulyadi mengenakan setelan jas warna hitam dalam bingkai diletakan di atas lemari kayu di rumah orangtuanya.
“Mudah-mudahan masih ada mukjizat dari Allah semuanya selamat,” harap Ponijan.
Ponijan bercerita, dia sama sekali tak ada merasakan firasat buruk. Namun, dua hari terkahir, dia bersama istrinya Katimah merasakan ada yang janggal pada nyala kompor di rumahnya.
Sejak dua hari terkahir, dia merasa nyala api kompor gasnya sangat kecil. Saking kecilnya, air yang dimasak tak bisa mendidih.
“Firasat ndak ada sama sekali, padahal ya tidurnya malam-malam terus. Tengah malam bangun salat tajahud. Cuma 2 hari itu loh, pagi tadi sama kemarin kompor kok ndak bisa hidup. Bisa hidup tapi ndak bisar, rebus air seharian ndak mendidih. Padahal gasnya baru ganti. Tadi pagi selangnya baru, kompornya bersih, tapi ya tetap kecil apinya,” ungkap Katimah, ibu Mulyadi.
Ponijan merasa, Mulyadi meninggalkan kenangan terindah, yaitu ketika anaknya tersebut memutuskan untuk menikahi Makrufatul Yeti Srianingsih.
“Kenangan terindah nikah kemarin. Dia itu sudah beberapa kali gagal nikah. Yang terakhir, saya minta cepat. Itu pun karena sejarah itu tadi. Tiap malam saya berdoa, supaya jodohnya jangan jauh-jauh, paling jauh Pontianak, kan dekat. Baru dua bulan nikahnya. Kemarin dihubungi istrinya hamil,” kata Ponijan.
Mulyadi dan Makrufatul Yeti Srianingsih, baru saja melangsungkan pernikahan, Usia pernikahan Mulyadi dan Yeti, baru 50 hari—tepat di hari pesawat yang ditumpanginya terjatuh.
Pasangan suami istri ini menikah di Pontianak, pada 20 November 2020, lalu, Menurut Katimah, ibu Mulyadi, menantunya tengah mengandung cucunya.
“Minggu lalu ada hubungi, ngasih kabar kalau positif hamil. Saya bilang Alhamdulilah,” kata Katimah ditemui di rumahnya, Jalan Lingkar Sungai Durian, Kelurahan Kapuas Kanan Hulu, Kecamatan Sintang.
Katimah, mengaku tak merasakan firasat apapun sebelum mendengar kabar anak, menantu dan besannya tersebut berada dalam pesawat.
Mulyadi, kata Katimah memang jarang memberikan kabar jika hendak bepergian.
Baca juga: Sriwijaya Air SJ 182 Dipastikan Jatuh, Tim SAR Belum Dapat Pastikan Kondisi Penumpang
“Dia ndak pernah ngabari kalau mau ke mana-mana. Kalau kami ngebel biasanya dia udah di papua, kaltim. Kadang udah di bandara, waktu kami hubungi,” cerita Katimah.
Sebenarnya, malam sebelum mendapat kabar anaknya tercatat dalam daftar penumpang pesawat Sriwijaya Air, Katimah sudah berniat untuk menghubungi anaknya, namun, datang kabar tak terduga.
“Rencana jam 8 malam mau coba-coba ngebel ( menelphon). Sorenya abang dan adiknya pulang ke rumah bawa kabar. Sudah dicek juga di Jakarta, katanya memang berangkat diantar temannya ke bandara,” ujarnya.