Tragedi Maut Ponpes Al Khoziny

Santri Pontianak jadi Korban Tragedi Maut Ponpes Al Khoziny, Pesan Terakhir Muhammad Ubay untuk Emak

Muhammad Ubay Dillah santri asal Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat turut menjadi korban meninggal dunia Tragedi Maut Ponpes Al Khoziny.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/CHRIS HAMONANGAN PERY PARDEDE
RUMAH DUKA - Suasana rumah duka almarhum Muhammad Ubay Dillah di Jalan Tunas Harapan, Kecamatan Sungai Kakap, pada Jumat, 10 Oktober 2025. Diketahui, Muhammad Ubay Dillah santri asal Provinsi Kalimantan Barat turut menjadi korban meninggal dunia. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA - Duka menyelimuti rumah kediaman Muhammad Ubay Dillah di Pontianak, satu di antara santri korban Tragedi Maut Ponpes Al Khoziny.

Diketahui, Muhammad Ubay Dillah santri asal Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat turut menjadi korban meninggal dunia pada Tragedi Maut Ponpes Al Khoziny.

Dalam Tragedi Maut Ponpes Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur terjadi pada Senin, 29 September 2025 lalu, puluhan santri dilaporkan tewas.

Ditemui Tribunpontianak.co.id di rumah duka, Maulidi yang merupakan sepupu korban mengatakan bahwa Ubay dikenal sebagai sosok yang pendiam dan taat beragama.

FAKTA-Fakta Tragedi Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny, Bencana dengan Korban Jiwa Terbesar di 2025

"Beliau anak yang saleh, rajin mengaji, dan tidak banyak bicara," ujar Maulidi, saat ditemui di rumah duka, Jalan Tunas Harapan, Kecamatan Sungai Kakap, pada Jumat, 10 Oktober 2025.

"Sehari-harinya lebih banyak diisi dengan kegiatan keagamaan," imbuhnya.

Sebelum mondok di Al Khoziny, Ubay sempat menimba ilmu di Pondok Pesantren Darul Khairat, Jalan Dr. Wahidin, Kota Pontianak.

Ia kemudian memutuskan untuk pindah ke Ponpes Al Khoziny setelah mengetahui pesantren tersebut merupakan salah satu yang tertua di Nusantara dan banyak melahirkan ulama besar.

"Beliau ke sana atas keinginan sendiri, ingin memperdalam ilmu agama di pesantren yang sudah terkenal melahirkan ulama-ulama besar," tambah Maulidi.

Menurutnya, komunikasi terakhir antara almarhum dan ibunya berlangsung beberapa hari sebelum peristiwa tersebut terjadi.

Saat itu, Ubay menyampaikan bahwa dirinya sudah betah dan nyaman tinggal di pesantren karena memiliki banyak teman.

"Mak, alhamdulillah, Ubay sekarang sudah kerasan, sudah betah, diam di pondok pesantren Al-Khozini.

Karena Ubay sekarang sudah mempunyai banyak teman," kata Maulidi bercerita.

Namun, kabar duka datang setelah ambruknya bangunan pesantren Pondok Pesantren Al Khoziny.

Keluarga sempat shock saat pertama kali menerima kabar tentang peristiwa tersebut.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved