Sriwijaya Air Jatuh

Kisah Asrizal dan Keluarga Batal Naik Pesawat Sriwijaya Air Karena Tak Kantongi Surat Hasil Swab PCR

Hari ini kami dengar kabar, pesawat Sriwijaya yang tadinya akan kami tumpangi mengalami musibah, hilang tak ditemukan. Sujud syukur kepada Mu ya Allah

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Asrizal Nur dan keluarganya, yang terhindar dari tragedi Sriwijaya Air. Penyair dan penggagas Pantun Mutiara Budaya Indonesia ini, batal terbang ke Pontianak, menemui anaknya yang kuliah di IAIN Pontianak, karena tak melampirkan negatif Swab PCR. 

“Hampir 1 jam kami mengurus di maskapai kamipun tetap tak dizinkan masuk pesawat, kami harus menguru Swab PCR itu. Perdebatan panjang kami lakukan, kenapa pihak maskapai tidak memberitahu penumpangnya saat membeli tiket, karena kami membeli tiket melalui Traveloka maka mereka suruh kami urus ke Traveloka, Traveloka tak dapat memberi jawaban kecuali mengatakan tiket keberangkatan anda hangus,” sesalnya.

Pesawat pun terbang. Asrizal dan keluarga gagal ke Pontianak. Putri Thania, anaknya sempat marah. “Inilah terakhir kali kita naik Lion Air tidak profesional, nanti kita naik SRIWIJAYA saja,” katanya.

Lalu Asrizal mengurus Swab PCR. Ternyata biayanya mahal. Asrizal menyebut, bila 24 jam maka biayanya bisa sejuta perorang bila 2x24 Jam Rp.800.000

“Kami pun berunding , Putri mengusulkan kita ambil yg 2x 24 jam saja, berangkat tanggal 9 Januari naik Sriwijaya, karena Swap PCr itu selesai pukul 11.00 atau 12.00WIB kita naik pesawat yg pukul 13.00 WIb. Saya langsung mengiyakan, anak perempuan bernama hoki tetap ingin ke Pontianak, sedang istri saya sudah kehilangan semangat,” lanjutnya.

Setelah berfikir sejenak, Asrizal memutuskan untuk membatalkan keberangkatan ke Pontianak.

”Alasanya pertama biayanya mahal karena harus tidur di hotel sekitar bandara. biaya lagi, dan bagaimana pula kalau hasilnya tak sesuai di harapkan. Bisa - bisa kita gagal lagi ke Pontianak. saya bilang, ‘sudahlah kita batalkan saja ya Pasti ada hikmah dari ini semua, misal kalau dipaksakan berangkat juga, akan terjadi sesuatu yg tak tak baik bagi kita sekeluarga,” katanya.

Akhirnya setelah terdampar 4 jam di bandara kami pun pulang.

“Dan hari ini kami dengar kabar, pesawat Sriwijaya yang tadinya akan kami tumpangi mengalami musibah, hilang tak ditemukan. Sujud syukur kepada Mu ya Allah yang telah menyelamatkan kami, aamin.Kisah nyata Asrizal Nur dan sekekuarga,” tukasnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved