Penyuluh Pertanian di Sanggau Disebut Berperan Aktif, Komite II DPD RI Katakan Hal Ini

Perayaan natal tahun ini dirasakan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dimana tahun-tahun sebelumnya untuk pembiayaan perayaan natal masih dapat meli

TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Anggota Komite II DPD RI, Christiandy Sanjaya saat mengelar dialog secara virtual bersama Pdt. M Barnabas Situmorang, S.Th sebagai gembala jemaat di Gereja Pantekosta Kharismatik di Indonesia (GPKdI) jemaat Halleluyah Cempedak, Jalan Raya Tayan – Batang Terang, Desa Cempedak Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau, Kalbar, Rabu 23 Desember 2020. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Anggota komite II DPD RI, Drs. Christiandy Sanjaya, S.E., M.M melakukan Pengawasan terhadap Pelaksanaan UU Nomor 16 tahun 2006 tentang penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan.

Untuk mendapatkan output yang diharapkan dalam reses kali ini, Mantan Wagub Kalbar dua periode tersebut mengelar dialog secara virtual bersama Pdt. M Barnabas Situmorang, S.Th sebagai gembala jemaat di Gereja Pantekosta Kharismatik di Indonesia (GPKdI) jemaat Halleluyah Cempedak, Jalan Raya Tayan – Batang Terang, Desa Cempedak Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau, Kalbar, Rabu 23 Desember 2020.

Pdt M Barnabas Situmorang menyampaikan aspirasi kepada Christiandy Sanjaya dalam rangka perayaan natal di gereja GPKdI Halleluyah Cempedak.

Perayaan natal tahun ini dirasakan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dimana tahun-tahun sebelumnya untuk pembiayaan perayaan natal masih dapat melibatkan swadaya dari anggota jemaat dan juga dari hamba-hamba Tuhan yang lainnya.

Namun dalam perayaan natal tahun ini karena pandemi virus Covid 19 GPKdI jemaat Halleluya Cempedak hanya dapat melibatkan swadaya semampunya dari anggota jemaat dan mengajukan proposal untuk perayaan natal kepada Christiandy Sanjaya selaku anggota DPD RI dapil Kalimantan Barat.

Baca juga: Anggota DPD RI Asal Kalbar Christiandy Sanjaya Respon Aspirasi Masyarakat Desa Meranti Landak

Pdt Barnabas Situmorang sudah melayani selama 27 tahun di Kalimantan Barat mengamati usaha anggota jemaat dan masyarakat di desa Cempedak yang mayoritas bekerja sebagai petani karet, kelapa sawit dan padi belum maksimal hasilnya dan hal ini tentunya berdampak kepada rendahnya tingkat perekonomian masyarakat.

Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti sistem yang di pakai dalam pertanian masih menggunakan sistem manual dan tradisonal.

Sistem irigasi atau pengairan untuk areal persawahan belum memadai sehingga pada musim kemarau masyarakat tidak bisa menanam padi.

Perkebunan kelapa sawit terkendala modal untuk pembelian bibit unggul dan pupuk sehingga hasilnya tidak maksimal.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membantu biaya oprasional pelayanan, Pdt. Barnabas Situmorang melakukan usaha budidaya ikan nila dan ikan lele dengan menggunakan kolam terpal dan memberi makan ikan-ikan dengan makanan hasil fermentasi yang sudah di olahnya sendiri.

Akan tetapi usaha budidaya ikan ini belum bisa dikembangkan secara maksimal karena membutuhkan dana yang cukup besar untuk pengairan yang direncanakan akan mengambil air dari pegunungan yang akan dialirkan melalui pipa paralon.

Berkaitan dengan UU Nomor 16 tahun 2006 tentang penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan. Pdt. Barnabas Situmorang merasakan adanya peran aktif dari tim penyuluh terhadap kelompok-kelompok tani di desa Cempedak.

"Tim penyuluh melakukan pendampingan secara rutin 3 kali dalam sebulan terhadap kelompok tani di desa Cempedak. Dan diharapkan lewat pembinaan ini perekonomian masyarakat di desa Cempedak Kecamatan Tayan Hilir dapat meningkat," harapnya.

Christiandy Sanjaya mengapresiasi usaha-usaha kreatif yang sudah dilakukan oleh Bpk. Pdt. Barnabas Situmorang dan masyarakat desa Cempedak untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Hal ini perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan.

Serta dapat menjalin komunikasi dan bersinergi dengan pihak-pihak yang dapat membantu program-program daerah baik di tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi maupun pusat.

Dalam hal budidaya ikan Christiandy Sanjaya pernah mengunjungi langsung tempat pembudidayaan ikan arwana, pemeliharaan ikan arwana jauh lebih sulit jika dibandingkan dengan budidaya ikan nila dan ikan lele tetapi mereka bisa berhasil karena memiliki strategi dalam hal pengairannya dengan membuat kolam-kolam air cadangan yang nantinya dapat digunakan pada saat pergantian air atau pengairan pada saat musim kemarau.

Christiandy Sanjaya juga menambahkan, hal yang harus diperhatikan adalah benih yang akan dikembangkan, apakah benih itu untuk penggemukan atau pembibitan. Hal ini perlu diketahui agar terhindar dari kerugian karena besarnya biaya produksi.

Salah satu kelompok di kota Pontianak berhasil dalam mengembangkan budidaya ikan dalam ember (Budidamber).

"Karena banyaknya minat masyarakat untuk memelihara ikan lele dalam ember kelompok ini kesulitan untuk mendapatkan benih ikan lele, Pdt Barnabas Situmorang bisa fokus untuk penyediaan benih ikan lele yang saat ini permintaannya tinggi," pesannya.

Di akhir dialog Pdt. Barnabas Situmorang menyampaikan ucapan terimakasih kepada Christiandy Sanjaya atas dukungan yang telah diberikan kepada GPKdI jemaat Halleluya Cempedak. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved