Prospek Perekonomian Kalbar 2021 Membaik, Berkat Pelabuhan Kijing hingga Ketersedian Vaksin
Tantangannya adalah berlarutnya pandemi Covid-19, melambatnya volume perdagangan dunia dan harga komoditas (karet dan CPO). Serta anomali cuaca
Penulis: Nina Soraya | Editor: Nina Soraya
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Bank Indonesia meyakini tahun 2021, permintaan serta produksi lapangan usaha diperkirakan meningkat seiring dengan persepsi pelaku ekonomi akan semakin membaiknya kondisi perekonomian.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat (Kalbar), Agus Chusaini, mengatakan satu di antara yang akan mendukung tumbuhnya perekonomian Kalimantan Barat tahun depan yakni beroperasinya Pelabuhan Internasional Tanjungpura (Kijing) di Mempawah.
Baca juga: Kepala BI Kalbar Yakini Peran Media Vital Untuk Meneruskan Informasi Kebijakan Bank Indonesia
“Selain pemesanan dan distribusi vaksin Covid-19 yang dapat menumbuhkan keyakinan investor pada perekonomian,” ungkap Agus saat membuka Forum Komunikasi Bank Indonesia dan Media Massa Kalimantan Barat Tahun 2020, di Gardenia Kubu Raya, Selasa 15 Desember 2020.
Dilanjutkannya, faktor lain yang turut mendukung adalah berlanjutnya program pemulihan ekonomi (PEN).
“Selain itu kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga likuiditas yang cukup, terdapat stimulus fiskal dari pemerintah, perpanjangan relaksasi kredit OJK, serta ekonomi digital yang semakin berkembang,” jelasnya.
Baca juga: Enrico Tanuwidjaja Sebut Pemulihan Ekonomi 2021 Perlu Didukung Penerapan Prokes 3 M
Namun, ia mengingatkan prospek perekonomian Kalimantan Barat yang masih cukup baik ke depan tersebut tentu tidak lepas dari berbagai tantangan yang perlu mendapatkan perhatian.
Tantangannya adalah berlarutnya pandemi Covid-19, melambatnya volume perdagangan dunia dan harga komoditas (karet dan CPO). Serta anomali cuaca yang dapat menghambat aktivitas ekonomi di Kalimantan Barat.
BI Kalbar secara konsisten akan mendukung upaya peningkatan perekonomian Kalbar. Upaya yang dilakukan lanjut Agus melalui pengembangan UMKM.
Baca juga: KAMIS Mulai Kalender Libur Cuti Bersama 2020 - Cek Tanggal Masuk dan Ancaman Sanksi PNS Mangkir
Kepala BI Kalbar, Agus Chusaini menyebut tiga aspek terkait masalah tersebut.
“Pertama untuk mendukung pengendalian inflasi, lalu mendorong potensi ekspor, dan selanjutnya mencari substitusi impor,” ujarnya.
Hingga 2020, KPwBI Provinsi Kalimantan Barat telah memiliki lebih dari 300 UMKM binaan, di antaranya adalah UMKM Tenun Sambas yang sudah cukup terdengar kiprahnya di tingkat nasional.
Baca juga: BUKAN Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, Bomber Bayern Munchen Lewandowski Pemain Terbaik FIFA 2020
Di kesempatan tersebut, Agus menyampaikan dari sisi pengendalian inflasi, KPwBI Provinsi Kalimantan Barat akan terus meningkatkan sinergi dan koordinasi dengan berbagai stakeholders terkait, dalam kerangka TPID Provinsi Kalimantan Barat.
Prestasi yang telah diraih di tahun 2020 tentunya akan menjadi pendorong semangat bagi kita semua untuk dapat bekerja lebih baik lagi di tahun-tahun berikutnya.
Baca juga: RAFFI Ahmad Ingin Bayi Tabung, Terbongkar Pertengkaran Hebat Raffi Nagita Karena Cewek
“Pengendalian inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau selalu menjadi prioritas dalam program kerja TPID ke depan,” ujarnya.
Selanjutnya, terkait mendorong digitalisasi ekonomi, khususnya kepada UMKM untuk membantu UMKM di Kalimantan Barat memperluas jangkauan pemasarannya.
Baca juga: Polsek Sintang Kota Distribusikan Beras Bantuan Polri untuk Warga Terdampak Pandemi