Penanganan Covid
Enrico Tanuwidjaja Sebut Pemulihan Ekonomi 2021 Perlu Didukung Penerapan Prokes 3 M
menjadi catatan adalah pemerintah juga mesti menaruh perhatian pada usaha menengah dan korporasi besar. Pasalnya memiliki penyerapan pekerja besar
Penulis: Nina Soraya | Editor: Nina Soraya
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Indonesia menyambut tahun 2021 dengan rasa optimistis dengan gerak ekonomi menuju pemulihan.
Ekonom UOB Indonesia, Enrico Tanuwidjaja, menyebutkan pertumbuhan ekonomi positif akan dimulai pada kuartal I 2020, didorong oleh ketersediaan vaksin.
Namun patut diingat penerapan protokol kesehatan (prokes) 3 M juga ikut menjadi kunci pemulihan ekonomi tahun depan.
Baca juga: Cara Mendaftar PIP Online Apa Bisa? Cek PIP Login https://pip.kemdikbud.go.id/index/ceknisn
“Dengan diterapkannya 3 M ini di seluruh Indonesia maka ekonomi kita akan bagus,” katanya saat menjadi pemateri dalam Forum Komunikasi Bank Indonesia dan Media Massa Kalimantan Barat Tahun 2020, di Gardenia Kubu Raya, Selasa 15 Desember 2020.
Menurutnya lagi pengadaan vaksin memang menjadi solusi, namun butuh waktu yang cukup panjang bagi pemerintah Indonesia untuk menjalankan vaksinasi secara menyeluruh.
“Kalau di Singapura dengan jumlah penduduk segitu saja butuh waktu 3-9 bulan.
Baca juga: POLISI Singgung Tarif Artis TA Hingga Terbongkar Identitas Artis TA
Di Indonesia paling cepat dengan penduduk sebanyak ini perlu 3 tahun untuk menciptakan Herd Immunity,” sampainya.
Enrico Tanuwidjaja berharap dengan vaksinasi maka yang mendapatkan vaksi tentu ikut melindungi orang di sekitarnya.
Sampai menunggu proses yang cukup panjang ini maka diperlukan untuk setiap melakukan penerapan protokol kesehan 3 M yaitu memakai masker, menjaga jarak serta mencuci tangan.

Dalam kesempatan tersebut, Enrico Tanuwidjaja menyebut kebijakan pemerintah yang sudah saling bersinergi seperti suku bunga rendah bagi perbankan, lalu mengencarkan digital payment, maka bukan tidak mungkin ekonomi akan membaik.
Terkait dengan efektivitas penyaluran dana pemulihan ekonomi nasional (PEN), dia menyakini hal ini telah berjalan baik meski belum semua penyerapan 100 persen.
“Penyaluran bantuan UMKM sudah 84,1 persen, dengan keterbatasan bank penyaluran, menurut saya nanti akan lebih ditingkatkan kembali,” ungkap Enrico.
Baca juga: PROMO JSM GIANT Pekan Ini 18-23 Desember 2020, Harga Spesial Beras Daging dan Buah Hemat hingga 50%
Hanya menurutnya yang menjadi catatan adalah pemerintah juga mesti menaruh perhatian pada usaha menengah dan korporasi besar. Pasalnya dua bisnis ini memiliki penyerapan pekerja dengan jumlah besar.
“Jika perusahaannya tetap bertahan, mungkin lewat restrukruturisasi utang atau pun insentif usaha lainnya, ini akan menciptakan confident bagi perusahaan dan juga bagi si pekerja,” terangnya.
Baca juga: Video : Penjelasan Kapolres Terkait Pelaksanaan Nataru di Tengah Pandemi Covid-19
Sekarang ini seperti diketahui pekerja juga mendapatkan bantuan dan ini seharusnya bisa digunakan untuk meningkatan konsumsi. Tapi yang terjadi mereka menaha diri karena ketidakpastian kondisi tempat bekerja.
“Jadi jika pemerintah memberikan stimulus kepada usaha-usaha besar ini maka itu akan lebih baik lagi,” ujarnya.