Isu Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg, Ini Penjelasan Disperindagnaker Mempawah
Isu itu pun dihubungkan dengan momen perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), dengan cara menjual harga tinggi di beberapa kabupaten
Penulis: Ramadhan | Editor: Try Juliansyah
Hendri mengungkapkan, kasus ketiadaan kartu, yang sehingga menyebabkan masyarakat sendiri sulit mendapatkan gas, kerap terjadi.
"Yang banyak cerita tentang susahnya gas ini, pertama mereka membeli tidak menggunakan kartu, yang kedua mereka beli di toko atau warung, sementara (suplai) toko atau warung kalau tidak memiliki kartu, dan tidak diberi oleh pangkalan," katanya.
"Kepemilikan kartu ini terkait dengan pengawasannya dalam rangka pengendalian distribusi gas bersubsidi," jelasnya lagi.
Hendri menyampaikan, pihaknya juga telah beberapa kali melakukan sosialisasi agar masyarakat segera memiliki kartu.
Karena kartu tersebut sangat berguna bagi masyarakat yang membutuhkan, terlebih pada saat terjadi kelangkaan, dimana pangkalan tetap akan memprioritaskan masyarakat pemilik kartu, dengan harga normal, ketimbang yang tidak memilikinya.
"Kita sudah sosialisasikan ini baik itu di tingkat Kelurahan dan Desa, pangkalan dan agen, bahkan beberapa Desa ada yang sudah memanggil pihak pangkalannya, menjelaskan soal (kebutuhan) kartu itu," ujarnya.
Hendri juga berharap, masyarakat tidak hanya teriak saat butuh gas elpiji 3 kg, namun juga segera mendaftarkan diri sebagai penerima subsidi di wilayah masing-masing, demi menjaga ketersediaan stok rumah tangga maupun bagi usaha kecil mereka.
"Solusinya ya masyarakat didorong harus punya kartu dan terdaftar sebagai konsumen di pangkalan itu," pungkasnya. (*)