Digitalisasi UMKM, HIPMI Dorong Pertumbuhan Melalui Kolaborasi Pengusaha Makro dan Mikro
Keadaan alam membuat roda bisnis dan pelaku usaha bergerak untuk bertahan dan menembus angka tertinggi sejak awal tahun ini.
Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Hamdan Darsani
HIPMI sendiri memiliki program yang sudah diajukan pada pemerintah melalui pendekatan edukasi digital.
Pendekatan itu Tribun rangkup dengan beberapa point, diantaranya adalah, pemerintah yang bergerak di bidang UMKM tersebut harus paham, bahwa apa saja yang seharusnya dibutuhkan oleh masyarakat saat ini.
Pelatihan gratis yang diadakan pemerintah sudah seharusnya diperbaiki. Pertama pendekatan personal, data-data para pelaku UMKM seharusnya tidak menjadi patokan bagi pemerintah bahwa Kalbar hanya memiliki para pelaku usaha, namun produk yang dibuat oleh pelaku usaha sudah harus disebar khususnya di Kalbar dan kota besarnya.
Saat ini, melalui kacamata Edwin sebagai ketua HIPMI Kalbar, masyarakat yang melek digital secara nasional berkisar 15 persen.
Untuk di Kalbar, ia juga tidak bisa memastikan secara detail, karena belum ada penelitian khusus dari pihak instansi pemerintah ataupun swasta dan mahasiswa.
Namun, ia memiliki beberapa sudut pandang bahwa UMKM Kota Pontianak sudah mau berkembang pada digital.
Mau tidak mau, pelaku bisnis harus terbiasa berpindah dari cara tradisional ke pengaturan online.
Yang pasti bukanlah hal mudah, harus ada kesepahaman pemikiran bagi pelaku usaha untuk membuka diri bahwa gadget yang dimiliki saat ini bisa berpengaruh.
Ia pun berharap, kegiatan digitalisasi tidak hanya dikhususkan bagi para UMKM menengah keatas, tetapi juga pelaku mikro.
"Saya punya harapan yang besar, keinginan saya diamkan nantinya semua para pengusaha besar yang ada di Kalbar, bisa merangkul para pebisnis pemula untuk survive.
Tidak ada modal, diberikan modal, tidak perlu pinjam ke bank, karena syarat pinjaman ke bank itu banyak dan banyak pelaku bisnis yang terhenti karena tidak sanggup membayar lebih besar bunga daripada modal," tuturnya.
Lanjutnya, kunci utama yang dibutuhkan jika diberi tanggungjawab tersebut ialah tanggung jawab.
Saat ini seharusnya kita sudah sadar, bahwa bukan lagi daerah kita iri-irian karena punya usaha yang lebih besar, tapi sudah seharusnya kita berkolaborasi antara pelaku makro dan mikro tersebut bisa saling bahu membahu untuk menjadi pebisnis.
Program yang ia ucapkan juga cukup banyak untuk mengkritik pemerintah, tentunya disetiap kritikan ia selalu memberikan solusi agar sumber daya masyarakat dan pihak pemerintah bisa bersinergi mengembangkan Kalimantan Barat. (*)