Penanganan Covid
TEGAS, Gubernur Sutarmidji Minta Jangan Ada Penyimpangan dan Markup Dana Covid-19
Hal tersebut dilakukan untuk menjaga stok Bulog agar terjaga untuk stabilitas harga karena masa pandemi Covid-19 harus menjaga stabilitas harga
Penulis: Anggita Putri | Editor: Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, H Sutarmidji telah meminta agar pengelolaan dana Covid-19 Provinsi melalui satu pintu.
Ia mengatakan sampai saat ini dana yang telah digunakan untuk penangan Covid-19 di Kalbar mencapai Rp 100 Miliar lebih.
“Saya tidak mau ada sedikit pun markup dan penyimpangan, kalau untuk soal adiministrasi itu soal biasa.
Tapi kalau soal dana ada penyimpangan dan markup tidak boleh,” ujarnya, Kamis 10 Desember 2020.
Dikatakannya bahwa sebelumnya Pemrov Kalbar memberikan bantuan beras kepada masyarakat Kalbar yang terdampak Covid-19.
Adapun beras yang diserahkan kepada masyarakat membeli langsung di Bulog.
Khusus Kota Pontianak dan Kubu Raya menambah dari swasta dengan beras premium, tapi harga tetap dibawah Bulog.
“Kita beli sama Bulog, kalau Bulog sudah jelas harganya tidak mungkin bisa macam - macam dan untuk Kota Pontianak dan Kubu Raya beli dari swasta, tapi harga dibawah Bulog dan berasnya premium tapi lebih murah tidak masalah,” jelasnya.
Baca juga: Persiapan Pembelajaran Tatap Muka 2021, Sutarmidji Prioritaskan Swab Guru dan Rapid Test Siswa
Baca juga: Sutarmidji Sebut Kayong Utara Kendor Pengiriman Sampel Swab dan Akan Kerahkan Tim Provinsi
Hal tersebut dilakukan untuk menjaga stok Bulog agar terjaga untuk stabilitas harga karena masa pandemi COVID-19 harus menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok.
Lalu untuk catatan penggunaan anggaran COVID-19 di Kalbar telah mencapai Rp 100 miliar lebih yang tentuk akan ada pertanggung jawabnya, termasuk untuk dana pengamanan dan penertiban orang dan sebagainya untuk potokol kesehatan.
“Tapi saya pastikan tidak ada penyimpangan sedikit pun.
Saya maunya transparan termasuklah kepada bantuan untuk mahasiswa Kalbar yang sekolah diluar Kalbar yang tidak bisa pulang karena ada kebijakan pusat untuk menutup bandara, karena tidak bisa pulang dan orangtuanya terkena dampak Covid-19 kita berikan bantuan,” pungkasnya.
Tingkat Kesembuhan Lebih Banyak
Sutarmidji mengatakan tingkat kesembuhan kasus konfirmasi Covid-19 akhir-akhir ini lebih banyak dibandingkan tambahan kasus konfirmasi.
Sedangkan kasus positif Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, juga semakin berkurang.
Gubernur Sutarmidji mengatakan bahwa kalau dilihat dari CT (Cycle threshold) hasil swab test di Laboratorum diatas 32 keatas tidak terlalu mengkhawatirkan, karena termasuk OTG.
Tapi kalau CT dibawah 30 viral loadnya pasti tinggi.
“Sehingga saya sudah minta kepada Diskes masing-masing daerah yang sepertinya takut kalau daerahnya banyak kasus, harusnya CT dibawah 25 harus isolasi di tempat yang telah ditentukan pemerintah,” ujarnya, Kamis 10 Desember 2020.
Sedangkan kalau CT diatas 25 kalau dinyatakan OTG bisa melakukan isolasi madiri.
Tapi kalau ditemukan gejala harus dirawat dirumah sakit.
“Seharusnya dibagi tiga yang OTG tapi CT dan viral load rendal diatas 30, tapi OTG boleh diisolasi dirumah.
Baca juga: Update Covid-19 Di Kabupaten Sanggau, Total 230 Kasus Terkonfirmasi Positif Covid-19
Kalau CT 30 kebawah harus ditetapkan kalau ada gejala harus isolasi di tempat yang disiapkan pemerintah.
Sedangkan yang bergejala CT dibawah 10 harusnya kerumah sakit supaya tidak fatal,” tegasnya.
Baca juga: Antisipasi Penyebaran Covid-19, Koramil Mandor Landak Bagikan Masker Secara Gratis
Ia mengatakan akan terus menjaga berapapun CT nya dan viral loadnya, tapi yang terpenting bagaimana cara bisa cepat sembuh dengan terus menjaga kebugaran.
Selain itu juga yang positif paling utama adalah pada asupan makanan.
Maka dari itu ditegaskan jangan hanya pakai pedoman standar harga 1 makanan per porsi Rp 35 ribu - Rp 44 ribu.
Baca juga: Fakta Kalbar Sebut Covid-19 Berpotensi Jadi Lahan Korupsi dan Manipulasi
Karena orang yang menjaga imun butuh lebih dari nominal harga makanan yang telah ditentukan.
“Karena mereka harus makan madu, buah dan vitamin sehingga lebih besar biayanya tidak masalah asal ada tanggung jawab yang jelas dan tidak ada mark up apapun,” ujarnya.
Ia juga sudah memberitahu pihak rumah sakit yang merawat pasien Covid-19 untuk lebih mempercepat penyembuhan.
“Makanya swab jangan lebih dari 10 hari sekali kita lihat oksigen udaranya seluruh organnya bagus dan kalau sudah bugar jangan dirawat di Rumah Sakit lagi, segera pindahkan ke Upelkes supaya menu makannya bisa dijaga ,” jelasnya.
Dikatatakannya bahwa saat ini yang banyak kasus positif Covid-19 dari klaster Bapas, Kemenkumham dan Pengadilan Negeri.
“Saya tidak tau jangkit dari mana, tapi tiga ini ASN dan honorernya cukup banyak yang kena sampai puluhanlah.
Jadi sudah di isolasi walaupun OTG alhamdulillah cepat diketahui,” pungkasnya. (*)
Catatan Redaksi: Bersama-kita lawan virus corona. Tribunpontianak.co.id mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (wajib memakai masker, wajib mencuci tangan dengan sabun, dan wajib menjaga jarak dan menghindari kerumanan)