Mantan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan Berkunjung ke Sambas, Ini Agendanya
Banyak persamaan saya dengan pak Atbah, sama sama dari pesantren, kuliah satu almamater di Lipia jakarta, dan sama sama kepala daerah
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Usai dilantiknya pengurus Pusat DPP PKS, oleh Ketua Majelis Syuro, Habib Salim Segaf Aljufri di Bandung beberapa waktu lalu, DPW PKS Kalbar langsung melaksanakan agenda silaturahim bersama warga di Pemangkat, Sambas dengan pengurus DPP PKS, Selasa 1 Desember 2020 malam.
Acara yang dihadiri oleh Ahmad Heryawan Wakil Ketua Majelis Syura (Waka MS), Alifudin, Ketua Bidang Pembinaan Wilayah (BPW) Kalimantan, Arif Joni Ketua DPW PKS kalbar dan Atbah Romin Suhaili ketua DPD PKS Sambas digelar di pelataran halaman rumah H Sanusi, Pemangkat, Sambas.
"Agenda kunjungan DPP PKS ke warga Pemangkat merupakan silaturahim biasa, karena mumpung ada Ahmad Heryawan dan Pak Alif yang akan melaksanakan safari kemanangan pilkada di Sambas," kata Arif Joni Prasetyo, Ketua DPW PKS Kalbar.
Baca juga: PKS Kalbar Ungkap Target Menang 15 Persen di 2024
"Alhamdulillah, mumpung ada tokoh DPP PKS jadi sekalian kita bertemu warga Pemangkat, wabil khusus pak Sanusi yang juga caleg DPR RI PKS pada pemilu kemarin," tambah dia.
Ahmad Heryawan, yang juga mantan Gubernur Jawa Barat, dalam sambutannya mengisahkan hubungan yang sudah lama dengan Bupati Sambas, Atbah Romin Suhaili yang sedang cuti karena masa kampanye.
"Banyak persamaan saya dengan pak Atbah, sama sama dari pesantren, kuliah satu almamater di Lipia jakarta, dan sama sama kepala daerah," ujar Ahmad Heryawan yang juga biasa disapa kang Aher.
Ahmad Heryawan juga mengatakan bahwa tamatan pesantren juga bisa menjadi kepala daerah, dan harus bisa memberikan kemanfaatan yang lebih bagi warganya.
"Sewaktu saya belum menjadi kepala daerah hanya sebagai ketua yayasan, mencari dana untuk beasiswa 100 orang, sulitnya minta ampun, tapi pas sudah jadi gubernur, jangankan 1000, 7 juta anak sekolah saya bisa gratiskan. Yang penting keberpihakan kepala daerah jelas kepada rakyat," tambahnya.
Usai acara ditutup dengan acara saro'an yaitu saprahan makan bersama warga dengan satu nampan besar untuk porsi 6 orang.