Gubernur Sutarmidji Instruksikan Dinkes Tertibkan Laboratorium Swasta Pemeriksaan Sampel Swab

Jika tidak memenuhi standar, dengas tegas dikatakannya lebih baik ditutup saja sampai uji mutu dari Kementrian keluar.

Penulis: Anggita Putri | Editor: Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, H Sutarmidji akan menertibkan Laboratorium Swasta di Kalbar yang melakukan pemeriksaan sampel swab.

Jika tidak memenuhi standar, dengas tegas dikatakannya lebih baik ditutup saja sampai uji mutu dari Kementrian keluar.

Ia mengatakan bahwa untuk standar Laboratorium pemeriksaan virus harus ada tekanan negatif didalam ruangan, supaya virus tidak menyebar kemana-mana dan membahayakan petugas.

Selain itu harus dilakukan juga uji mutu oleh Kementrian.

Dikatakannya Laboratorium Swasta yang melakukan pemeriksaan swab untuk memastikan apakah seseorang terpapar virus COVID-19 atau tidak seharusnya wajib memberikan laporan kepada Diskes.

“Kita akan tertibkan Laboraotirum swasta karena swasta wajib memberikan laporan kepada Diskes kalau tidak bahaya, karena saya dengar ada orang dengan viral load tinggi begitu diperiksa oleh swasta langsung negatif,” ujarnya,Senin 30 November 2020.

Baca juga: Di Usianya ke 58, Gubernur Sutarmidji Sebut Akan Berusaha Mempercepat Pembangunan di Kalbar

Ia mengatakan untuk Laboratorium Swasta harus tegas .

Kalau perlu tutup saja sampai dilakukan dulu uji mutu dari Kemenkes keluar supaya tidak membayakan.

“Laboratorium Swasta harus dipertegas kalau perlu tutup saja sampai dia bisa uji mutu dari Kementriannya keluar.

Kalau begini bahaya orang positif dibilang negatif dan bisa jadi masalah buktinya sudah ada,” jelasnya.

Ia mengatakan ada pengalaman bahwa seseorang yang positif tetapi ketika diperiksa ke laboratorium swasta hasilnya dinyatakan negatif.

Setelah itu yang bersangkutan langsung ikut rapat. 

Baca juga: Targetkan Semua Daerah Berada di Zona Hijau, Berikut Pernyataan Gubernur Sutarmidji

“Namun besoknya dia kehilang penciuman setelah sehari mengikuti rapat tapi hasil swab diswasta menyatakan negatif.

Akhirnya 4 orang yang ikut rapat dua orangnya positif dan 2 tidak karena ketat protokol kesehatan,”ujarnya.

Ia mengatakan bahwa dari kejadian tersebut  membuktikan tidak akuratnya swasta dalam pemeriksaan sampel swab dan itu sangat berbahaya.

“Kalau hasil positif mengunakan pemeriksaan PCR Untan dia ada dua komponen yang digunakan yakni gen N dan orf kalau disitu telah dinyatakan positif tempat lain tidak mungkin negatif, tapi kalau dinyatakan negatif kita boleh wanti-wanti orang ini,” ujarnya. 

Ia menjelaskan bahwa untuk pembuatan Laboratorium harus sesuai standar yang telah ditetapkan.

“Makanya kita mau periksa lab swasta seperti limbah medis juga bahaya jangan sampai rapid test reaktif sampelnya malah dibuang sembarangan itu  bahaya,” ujarnya.

Ia mengatakan telah meminta kepada Diskes Provinsi untuk menangani hal tersebut, karena masyarakat tidak percaya ketika dinyatakan positif dengan viral load tinggi.

Tapi ketika diperiksa di swasta malah negatif.

“Saya sudah bilang Pak Harisson untuk tertipkan segera minimal ada uji mutunya,” pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved