KOMENTAR SBY Soal Trump di Medsos Jadi Sorotan, Ini Hasil Penghitungan Suara Biden Vs Trump
Melalui akun twitternya @donaldtrumpjr pada Kamis pagi, Trump Junior sebelumnya sempat mengkiritisi Biden pada Sabtu...
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID – Pada Kamis 5 November 2020 pagi, Biden kini telah mendapat 264 suara elektoral.
Sedangkan, Trump baru mendapat 214 suara.
Sehingga, Joe Biden butuh enam suara elektoral lagi untuk menjadi Presiden AS.
Baca juga: Trump Gugat Minta Hentikan Penghitungan Suara, Joe Biden Yakin Menang Raih 270 Suara

Diketahui, kandidat minimal harus mendapatkan 270 suara untuk memenangkan Pilpres.
Hal itu lantas memancing komentar anak sulung dari Donald Trump, yakni Donald Trump Junior.
Melalui akun twitternya @donaldtrumpjr pada Kamis pagi, Trump Junior sebelumnya sempat mengkiritisi Biden pada Sabtu 31 Oktober 2020.
Kini, Trump Junior menyematkan cuitan itu.
Hal tersebut dilakukan agar komentarnya kembali berada di atas agar mudah dibaca warganet.
Ia menyebutkan bahwa Biden hanya akan membuat ekonomi AS makin memburuk.
Selain itu ia juga mengatakan bahwa Biden akan membuat semua keluarga terkunci.
Komentar itu dicantumkan Trump Junior sambil mengunggah video Biden.
Menurut Biden lockdown diperlukan untuk mengatasi pandemi Virus Corona seperti di sejumlah negara lain.
"Joe Biden wants the economy shutdown and you and your family locked down.
I would shut it down.
(Joe Biden ingin ekonomi ditutup dan Anda serta keluarga Anda terkunci.
Saya akan mematikannya-red)," tulis Trump Junior.
Baca juga: Trump Gugat Minta Hentikan Penghitungan Suara, Joe Biden Yakin Menang Raih 270 Suara
Baca juga: Trump Tak Terima Suaranya Tertinggal Jauh Dari Joe Biden, Tim Trump Minta Hitung Ulang di Wisconsin
Buat Peta 'Kemenangan di Dunia'
Sebelumnya, Trump Junior juga baru saja memposting prediksi kemenangan Partai Republik.
Namun, bukannya menunjukkan peta di bagian Amerika Serikat, Trump Junior justru memamerkan foto seluruh dunia.
Dalam postingan itu, hampir seluruh negara di dunia diwarnai merah, yang berarti mendukung Partai Demokrat.
Hanya beberapa negara yang diwarnai biru tanda daerah Partai Demokrat kalah dari Partai Republik.
Beberapa negara itu antara lain Tiongkok, India, Pakistan, Meksiko, dan negara kecil di Afrika, Liberia.
Trump Junior menyebut, daerah berwarna merah merupakan negara-negara yang mendukungnya dari Partai Republik.
"Okay, finally got around to making my electoral map prediction. #2020Election #VOTE (Oke, akhirnya sempat membuat prediksi peta elektoral say)," tulis Donald.
Anak dari Donald Trump, yakni Donald Trump Junior baru saja memposting prediksi kemenangan Partai Republik. (twitter @@DonaldjTrumpJr)
Komentar SBY soal Isu Trump Lebih Menguntungkan bagi Indonesia
Panasnya persaingan Trump dari Partai Republik dan Biden dari Partai Demokrat memancing komentar Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Hal itu diungkapkan SBY melalui akun resmi Facebooknya Susilo Bambang Yudhoyono pada Jumat (30/10/2020).
Pada kesempatan itu, SBY mengungkapkan pengaruhnya Pilpres AS dengan Indonesia.
Selain itu, SBY juga mengungkapkan bahwa dirinya sempat mendengar ada rekan dari Trump menyebut petahana tersebut lebih baik bagi Indonesia.
Pasalnya, jika Trump terpilih maka dia tidak akan ikut campur banyak dengan masalah-masalah yang terjadi di Indonesia, misalnya masalah pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
"Tiba-tiba ada yang bercerita bahwa sejumlah temannya yang dulu sama-sama berkuliah di sebuah universitas."
"Mengatakan bahwa bagi Indonesia Trump-lah yang terbaik alasannya Trump dari Partai Republik sehingga tidak akan mencampuri urusan dalam negeri Indonesia."
"Tak juga ribut soal HAM, demokrasi, dan juga perubahan iklim," cerita SBY.
Sebaliknya, jika Biden yang terpilih sebagai presiden maka dia akan ikut campur dalam banyak permasalahan di negara lain termasuk Indonesia, khususnya masalah demokrasi, hukum dan sebagainya.
"Kalau yang menjadi presiden Amerika dari Partai Demokrat pasti kita dikejar-kejar soal HAM, demokrasi, the rule of law dan lain-lain," ujar SBY.
SBY merasa pendapat itu tidak seratus persen benar.
Pendapat SBY itu berdasarkan pengalamannya bertemu dengan dua presiden Amerika Serikat, George Bush dan Barack Obama.
Bush yang dari Partai Republik pernah berhubungan dengan Indonesia terkait masalah HAM yang ada di tanah air.
Sedangkan, Obama dari Partai Demokrat pernah melakukan kerja sama investasi dengan Indonesia.
SBY menilai siapapun presiden Amerika Serikat tetap berpengaruh bagi Indonesia.
Pasalnya, Indonesia memiliki hubungan bilateral yang besar dengan Amerika Serikat.
"Saya harus mengatakan siapapun presidennya, agenda kerja sama bilateral Indonesia-Amerika Serikat itu tetap luas."
"Dan mencakup sektor-sektor penting bagi kedua negara," jelasnya.
Ayah dari Agus Harimurti Yudhoyono ini mengatakan, kerja sama Indonesia dengan Amerika Serikat bukan melulu mengenai ekonomi.
"Misalnya, kerja sama di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, teknologi, pertahanan dan keamanan, serta kerja sama bilateral di forum Internasional," ucap dia.
Kemudian, ia membenarkan memang terkadang AS juga memberikan perhatian berlebihan dengan masalah hukum, demokrasi di Indonesia.
Namun perhatian khusus itu tak hanya datang dari presidennya.
Para senator AS juga berbuat demikian.
"Memang benar sejumlah anggota kongres Amerika, termasuk para senatornya sering memiliki perhatian khusus terhadap negara lain, termasuk Indonesia."
"Barangkali inilah yang mungkin kita rasakan berlebihan," sambung SBY.
SBY menambahkan, Indonesia tak perlu takut akan ikut campur AS dalam masalah demokrasi jika memang tidak ada yang salah.
Sehingga, ia berpesan pentingnya penegakan demokrasi, keadilan, hukum.
Bukan semata-sama agar tak dikritisi negara luar, melainkan kepentingan Indonesia itu sendiri.
(TribunWow.com/Mariah Gipty)
Artikel ini telah terbit sebelumnya di https://wow.tribunnews.com/amp/2020/11/05/donald-trump-terancam-tak-jadi-presiden-lagi-anaknya-ingatkan-soal-biden-bisa-lemahkan-ekonomi?