Human Interest Story
Kisah Inspiratif Pasien Corona di Sintang Pilih Terbuka Demi Dobrak Stigma Negatif
Pada hari Minggu, 18 Oktober 2020, Erni merasa khawatir ada yang tidak beres dalam tubuh. Akhirnya Erni mantap memutuskan untuk diswab.
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Zulkifli
Pada Rabu, 17 Oktober, demam sudah turun. Namun gejala lainnya masih terasa.
Erni merasa ada yang tidak beres dalam tubuhnya ketika suaminya memasak ikan dengan bumbu cabe rawit super pedas.
"Biasanya kalau sudah masak yang model begitu kami pasti bakal lomba bersin-bersin.
Anak-anak pada bersin-bersin, tapi aku yang saat itu ada di kamar nggak nyium aroma apa-apa dan biasa aja.
Aku mulai merasa ada yang nggak beres, akhirnya kucoba beranjak ke dapur.
Ternyata di dapur aku bisa nyium aromanya dan akhirnya bersin-bersin juga," cerita Erni.
"Mungkin karena demam jadi daya penciumanku sedikit berkurang." sambungnya
Pada hari Minggu, 18 Oktober 2020, Erni merasa khawatir ada yang tidak beres dalam tubuh.
Akhirnya Erni mantap memutuskan untuk diswab.
Senin pagi, Erni bersama suami dan anak-anak memutuskan berangkat ke Dinas Kesehatan Sintang Kabupaten Sintang untuk daftar swab PCR.
"Kupikir rasanya pasti mengerikan. Tangan sampai terasa dingin saking deg-degan. Ternyata, rasanya nggak sakit sama sekali.
Malah cenderung geli dan bikin pengen bersin," kata Erni.
Baca juga: 21 Nakes Laborotorium Untan Positif Covid-19, Pemeriksaan Swab PCR Prioritas Pasien Suspek Covid-19
Malam harinya, Erni menunggu hasil swab kelaur dengan cemas.
Namun dia tetap tenang, apapun hasilnya dia ikhlas. Sebelum menerima telepon dari petugas Dinkes, Erni sudah berfirasat hasilnya positif.
"Ibu positif." Kata seorang petugas diujung telepon kepada Erni.