Gubernur Sutarmidji Beberkan Zona Risiko Penularan Covid-19 di Kalbar, Singkawang Berstatus Oranye

Sehingga daerah kalau ada yang negatif juga harus disampaikan, kadang yang disampaikan itu hanya kasus positif saja.

Penulis: Anggita Putri | Editor: Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ Muhammad Rokib
Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, H. Sutarmidji. 

 Ia mengatakan Pemprov Kalbar punya aplikasi yang bisa diakses untuk mengetahui  hasil uji swab.

Sehingga  daerah kalau ada yang negatif juga harus disampaikan, kadang yang disampaikan itu hanya kasus positif saja.

“Saya juga terima kasih kepada beberapa kabupaten yang sudah mengirim swab lebih dari yang kita tentukan, ini bagus sebetulnya.

Tapi kita harus tambah alat, dan kita sedang pesan 4 alat PCR, ujarnya.

 Ia mengatakan bahwa perkiraan 4 alat PCR ini akan datang pada akhir Oktober untuk Labkesda Provinsi . 

 “Kemudian nanti saya masih melihat daerah mana yang membutuhkan,” pungkasnya.

Terima Bantuan Masker 

Gubernur Kalimantan Barat , H Sutarmidji menerima bantuan 10 ribu masker medis yang diserahkan oleh Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Kalimantan Barat, di Ruang Praja I Kantor Gubernur Kalbar, Selasa 6 Oktober 2020. 

Bantuan sebanyak 10 ribu masker medis, dan masker N95 serta obat herbal diserahkan oleh perwakilan INTI Kalbar yakni Wangdin Kalinis selaku Sekretaris INTI Kalbar kepada Gubernur Sutarmidji , serta didampingi Dimas Menfi Wakil Sekretaris, dan Satria Buntaran Ketua Bidang Kepemudaan INTI Kalbar. 

Usai menerima bantuan, Gubernur Sutarmidji mengatakan bahwa dimasa pandemi covid-19 bantuan yang dibutuhkan seperti masker, obat herbal.

Namun yang paling inti adalah masker . Karena  saat ini untuk menjalankan protokol kesehatan perlu menggunakan masker .

Cegah Covid-19, Ini yang Dilakukan Polsek Embaloh Hulu Polres Kapuas Hulu

“Saya berterima kasih kepada INTI Kalbar telah memberikan bantuan 10 ribu masker dan obat herbal.

Kemudian mudah-mudahan kedepan ini terus berjalan dengan INTI Kalbar ,” ujarnya.

Ia berharap bantuan seperti ini bisa ditingkatkan dan bisa lebih peduli dengan sesama . 

“Selain itu untuk obat herbal terserah siapapun yang mau konsumsi .

Namanya juga penyakit belum ada obat sehingga obat apapun dipandang bagus untuk diminum dan obat herbalkan tidak ada pengaruh dan alami,” ujar Sutarmidji.

Ia mengatakan banyak yang mengkonsumsi jenis obat herbal bahkan staff dan supirnya yang pernah dinyatakan positif Covid-19 juga sempat mengkonsumsi obat herbal selain resep dari dokter.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved