Gubernur Sutarmidji Beberkan Zona Risiko Penularan Covid-19 di Kalbar, Singkawang Berstatus Oranye

Sehingga daerah kalau ada yang negatif juga harus disampaikan, kadang yang disampaikan itu hanya kasus positif saja.

Penulis: Anggita Putri | Editor: Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ Muhammad Rokib
Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, H. Sutarmidji. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, H Sutarmidji mengumumkan bahwa pada minggu ini hanya tersisa Kota Singkawang yang berada pada Zona Oranye. 

Ia menegaskan bukan berarti yang saat ini daerah yang berada pada zona hijau, zona kuning aman, karena kedepan bisa saja berubah lagi. 

 “Saya minta seperti Sekadau, Sanggau, Kayong Utara pertahankan zona hijau. 

Tapi tetap kirim swab supaya zona hijau betul-betul bisa kita pertahankan,” ujar Gubernur Sutarmidji, Selasa 6 Oktober 2020. 

Selain itu juga, terdapat 10 daerah yang berada di zona kuning atau daerah dengan resiko penularan rendah di antaranya Ketapang, Bengkayang, Sambas, Mempawah, Kapuas Hulu, Landak, Melawi, Kubu Raya, Sintang dan Pontianak.

"Zona kuning harus terus berupaya bagaimana bisa menjadi zona hijau," ujarnya.

Ia meminta Zona hijau harus dipertahankan seperti Sekadau , Sanggau , Kayong Utara dengan terus mengirim swab.

Anggota Polres Melawi Terpapar Corona, Ini Pesan Kabid Humas Polda Kalbar Donny Charles Go

“Sekadau sekarang zona hijau dan Pjs Bupati harus mempertahankan itu dengan mengirim swab.

Sanggau dan Kayong Utara juga.

Kalau bisa satu persen dari jumlah penduduk,” ujarnya.

Kemudian daerah yang berada pada zona kuning harus terus berupaya bagaimana bisa menjadi zona hijau, sedangkan yang berada di zona oranye harus keluar dari zona itu agar jangan sampai jadi zona merah.

“Kenapa kita terus update ini, karena kita ingin Kalbar ini bisa mengendalikan Covid-19.

Saya juga mohon maaf kalau hasil lab kita agak lamban, karena hitungan kita itu kalau satu daerah kirim 200 sampel swab maka satu minggu ada 2.800, “ ujarnya. 

Ia mengatakan kemampuan Lab saat ini bisa sekitar 4.000 sampel swab seminggu. Sedangkan 1.200 itu bisa digunakan untuk yang di rumah sakit dan hasil tracing karena ada yang positif dan sebagainya.

Sutarmidji Bantu Alat PCR dan Laboratorium

“Sehingga kedepan saya harap kirim sesuai dengan kuota 200 sampel swab,” ucapnya. 

 Ia mengatakan Pemprov Kalbar punya aplikasi yang bisa diakses untuk mengetahui  hasil uji swab.

Sehingga  daerah kalau ada yang negatif juga harus disampaikan, kadang yang disampaikan itu hanya kasus positif saja.

“Saya juga terima kasih kepada beberapa kabupaten yang sudah mengirim swab lebih dari yang kita tentukan, ini bagus sebetulnya.

Tapi kita harus tambah alat, dan kita sedang pesan 4 alat PCR, ujarnya.

 Ia mengatakan bahwa perkiraan 4 alat PCR ini akan datang pada akhir Oktober untuk Labkesda Provinsi . 

 “Kemudian nanti saya masih melihat daerah mana yang membutuhkan,” pungkasnya.

Terima Bantuan Masker 

Gubernur Kalimantan Barat , H Sutarmidji menerima bantuan 10 ribu masker medis yang diserahkan oleh Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Kalimantan Barat, di Ruang Praja I Kantor Gubernur Kalbar, Selasa 6 Oktober 2020. 

Bantuan sebanyak 10 ribu masker medis, dan masker N95 serta obat herbal diserahkan oleh perwakilan INTI Kalbar yakni Wangdin Kalinis selaku Sekretaris INTI Kalbar kepada Gubernur Sutarmidji , serta didampingi Dimas Menfi Wakil Sekretaris, dan Satria Buntaran Ketua Bidang Kepemudaan INTI Kalbar. 

Usai menerima bantuan, Gubernur Sutarmidji mengatakan bahwa dimasa pandemi covid-19 bantuan yang dibutuhkan seperti masker, obat herbal.

Namun yang paling inti adalah masker . Karena  saat ini untuk menjalankan protokol kesehatan perlu menggunakan masker .

Cegah Covid-19, Ini yang Dilakukan Polsek Embaloh Hulu Polres Kapuas Hulu

“Saya berterima kasih kepada INTI Kalbar telah memberikan bantuan 10 ribu masker dan obat herbal.

Kemudian mudah-mudahan kedepan ini terus berjalan dengan INTI Kalbar ,” ujarnya.

Ia berharap bantuan seperti ini bisa ditingkatkan dan bisa lebih peduli dengan sesama . 

“Selain itu untuk obat herbal terserah siapapun yang mau konsumsi .

Namanya juga penyakit belum ada obat sehingga obat apapun dipandang bagus untuk diminum dan obat herbalkan tidak ada pengaruh dan alami,” ujar Sutarmidji.

Ia mengatakan banyak yang mengkonsumsi jenis obat herbal bahkan staff dan supirnya yang pernah dinyatakan positif Covid-19 juga sempat mengkonsumsi obat herbal selain resep dari dokter.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved