Tetapkan Nomor Urut Pasangan Calon, Sudarmi: Patuhi Protokol Kesehatan Selama Menjalani Kampanye

Sudarmi menghimbau agar Paslon bisa taat pada ketentuan Protokol Kesehatan, selama menjalani masa kampanye

Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Jamadin
TRIBUN PONTIANAK/M Wawan Gunawan
Empat pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Sambas, saat menunjukkan nomor urut Paslon, setalah pengambilan nomor urut yang dilaksanakan oleh KPU Kabupaten Sambas, Kamis (24/9/2020). -- 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sambas, resmi melaksankan penetapan nomor urut Calon Bupati dan Wakil Bupati Sambas, Kamis (24/9/2020).

Pleno tersebut, di pimpin langsung oleh Ketua KPU Kabupaten Sambas, Sudarmi dan didampingi oleh empat anggota KPU lainnya, Wahdi Kuspian, Martono, Irawati dan Rudiansyah.

Setelah Penetapan, Sudarmi mengatakan sesuai dengan PKPU No 5 Tahun 2020. Semua tahapan pencalonan sudah selsai, dan ditutup dengan pencabutan nomor undian pada hari ini.

VIDEO: Penjelasan Bawaslu Terkait Penetapan Calon Bupati dan Wakil Bupati Sambas

"Jadi KPU sudah menyerahkan SK tentang penetapan nomor urut calon Bupati dan Wakil Bupati Sambas, tahun 2020," ujarnya.

Dijelaskan dia, nomor urut 1 adalah pasangan calon Heroaldi Djuhardi Alwi dan Hj Rubaety.

Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Sambas, Satono-fahrurrofi, mendapat nomor urut 2.

Calon Bupati dan Wakil Bupati Sambas, Dr Helman Fachri dan Darso, mendapatkan nomor urut 3.

Dan pasangan yang mendapat nomor urut 4 adalah pasangan petahana, Atbah Romin Suhaili dan Hj Hairiah.

Wartawan Tak Bisa Liput Pleno Penetapan Nomor Urut Paslon Kepala Daerah, Ini Penyebabnya

"Jadi sudah selsai, tinggal KPU menyiapkan tahapan kampanye yang dimulai pada 26 September. Selanjutnya nanti sebelum kampanye, maka dilaksanakan rapat koordinasi dengan tim kampanye besok pagi," ungkapnya.

Sudarmi menghimbau agar Paslon bisa taat pada ketentuan Protokol Kesehatan, selama menjalani masa kampanye.

"Saya pahami, ini bukan hanya kepentingan penyelenggara (Protokol Kesehatan-Red). Tapi juga Pemerintah yang tidak ingin pemilu menjadi kluster baru penyebaran Covid-19," tegasnya.

"Jadi ini akan jadi sulit (Penerapan Protokol Kesehatan-Red), kalau semua pihak tidak memahaminya. Tapi mudah-mudahan ini bisa menjadi kesadaran bersama, karena keselamatan diatas segalanya. Dan kami anggap memang penting untuk menerapkan protokol kesehatan," tutup Sudarmi.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved