Breaking News

Sutarmidji: Saat Ini Terjadi Tren Klaster pada yang Tak Percaya dan Meremehkan Covid-19

Sutarmidji mengatakan mereka yang dulunya tidak percaya sudah mulai terbuka giliran sudah dinyatakan terkonfirmasi covid-19

Penulis: Anggita Putri | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK/ FILE
Gubernur Provinsi Kalimantan Barat, Sutarmidji saat menghadiri FGD BEM Fisip Untan di Hotel Golden Tulip Pontianak Kalbar, Sabtu (22/8/2020). 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, H Sutarmidji mengatakan bahwa saat ini ada tren yang dinyatakan positif Covid-19 adalah mereka yang selama ini meremehkan virus dan tidak percaya dengan adanya virus covid-19.

Sutarmidji mengatakan mereka yang dulunya tidak percaya sudah mulai terbuka giliran sudah dinyatakan terkonfirmasi covid-19 .

“Ketika positif covid-19 orang seperti ini yang paling ribut, karena lalai dan rata-rata berakibat fatal. Masuk rumah sakit sudah parah betul karena tak percaya dan meremehkan, akhirnya ketika masuk rumah sakit fatal,” ujar Sutarmidji.

Gubernur Sutarmidji bahkan terheran - heran kenapa masih ada orang- orang yang tidak percaya dan tidak yakin dengan adanya virus Covid-19 saat ini yang tengah menyerah banyak negara.

“Dia tuh baca koran, baca berita atau tidak . Itulah yang aneh manusia sekarang punya HP mungkin cuma untuk nonton film . Kalau kita kan untuk baca berita. Jadi kalau orang yang tak percaya virus, punya HP android, berarti HP dia digunakan hanya untuk nonton film porno,” tegasnya Sutarmidji.

Gubernur Sutarmidji Heran Masih Ada yang Tidak Percaya Dengan Covid-19

Sutarmidji menyebutkan bahwa hari ini tidak ada laporan kesembuhan maupun kasus covid-19 karena Laboratorium PCR Untan hari ini sedang istirahat dan dibersihkan.

“Sehingga sampel-sampel yang ada malam ini baru running. Mungkin besok pagi baru ada laporan.
Tapi secara keseluruhan kemarin itu trennya ada klaster-klaster dari luar Kalbar masuk kesini dan menularkan warga Kalbar,” jelas Sutarmidji.

Sutarmidji mencotohkan klaster Munzalan pada kasus awalnya hanya pulang dari Aceh, kemudian pada klaster lainnya juga.

“Kemudian ada satu klaster rumah tangga. Dia itu ke rumah sakit kemudian menjangkiti semua keluarganya. Kemudian ada dari TU Soedarso dinyatakan positif, kemudian stafnya semua dinyatakan positif juga. Karena apa sepertinya orang-orang gini menganggap remeh . Walaupun bukan dokter dan bukan perawat tapi mereka kerja di rumah sakit, harusnya masker yang dipakai harus yang lebih standar,” tegasnya.

Ia mengatakan sekarang ini trennya adalah klaster-klaster seperti itu yang dulunya tidak percaya covid-19 dan meremehkan serta tidak menerapkan protokol kesehatan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved