Webinar IAIN Pontianak Bersama FDK UIN Bandung Hadirkan Irfan Hakim

Sejauh ini, disampaikan oleh Irfan sudah banyak media yang dapat digunakan untuk menyampaikan syiar Islam melalui dakwahnya.

Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
Kegiatan Webinar Tentang Dakwah Media Online Generasi Millenial yang tampak juga hadir Irfan Hakim disisi kiri urut ketiga dari atas. 

Kedua, memperkaya wawasan dengan memperbanyak referensi, seperti mambaca kitab, buku, dan silaturahmi dengan banyak orang dalam artian bisa melihat hal-hal apa saja yang dibutuhkan oleh para audiens.

Ketiga, memiliki akun resmi.

Para pendakwah media online harus memiliki akun resmi untuk mengunggah video secara utuh atau dakwah di publis ke publik secara langsung dan mungkin saja dengan melakukan dakwah secara langsung di lapangan untuk memberikan karya menarik dan terpenting temanya baik.

Irfan menyarankan apabila ada potongan dakwah yang dirasa sensitif bisa saja merujuk pada video yang utuh atau memberikan rujukan agar audiens bisa membaca buku atau kitab yang berkaitan.

FUAD IAIN Pontianak Dan Polnep Gelar Pemberdayaan Ekonomi di Desa Piantus Sambas

Keempat, team work.

Untuk menjadikan dakwah di media online lebih maksimal disampaikannya harus memiliki tim, karena menurutnya berdakwah merupakan frontiliner yang dibelakangnya ada team kuat untuk mendukung dakwah.

Lebih lanjut dijelaskannya ada tim teknis, tim kreatif, tim social media dan promosi, dan tim lainnya yang dirasa bisa mempermudah dalam berdakwah.

"Maka kolaborasi dengan kaum milenial itu sendiri sangat penting dan membuat suatu yang tak membosankan," katanya.

Kelima, tidak memaksakan menjawab pertanyaan yang belum diketahui, dalam artian audiens bisa saja direkomendasikan buku, kitab, yang perlu dibaca.

Disarankannya agar pendakwah bisa menyampaikan hal-hal yang benar agar manfaatnya selalu mengalir.

Keenam, Pengelolaan data.

Selain mempublis di media online, duta seni Indonesia tahun 1997 ini pun juga mengatakan penting untuk menyimpan file dakwah di website atau produk selain medsos.

Karena terkadang ada masalah yang terjadi di media sosial, seperti resiko akun dibajak, resiko platform social media bangkrut atau gulung tikar dan lainnya.

Sehingga disarankannya pendakwah bisa menyimpan file dakwah aslinya di hardisk atau lainnya.

Ketujuh, Menjaga Kenetralan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved