Anak Disabilitas Bisa Mandiri Jika Orangtua Lakukan Hal Ini

Diskusi tersebut diselenggarakan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sekolah Alam Terpadu Cerlang Pontianak bekerjasama dengan SAPDA Yogyakarta.

Editor: Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
Diskusi Daring “Pola Asuh Positif untuk Membangun Kemandirian Anak Disabilitas”, Minggu (23/8/2020). 

Dian Lestari, Ketua PKBM Sekolah Alam Terpadu Cerlang, Pontianak

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Orangtua yang tidak over protective akan mampu mendorong anak disabilitas menjadi mandiri.

Diperlukan juga masyarakat atau lingkungan inklusif untuk mendukung perkembangan anak disabilitas.

“Ajarkan anak untuk menikmati pengalaman melakukan kesalahan, sehingga bisa mengatasi hambatan.

Orangtua mendampingi, tapi jangan batasi,” kata Sholih Muhdlor, Koordinator Program Sentra Advokasi Perempuan, Difabel, dan Anak (SAPDA) Yogyakarta, pada diskusi Daring dengan tema “Pola Asuh Positif untuk Membangun Kemandirian Anak Disabilitas”, Minggu (23/8/2020).

Diskusi tersebut diselenggarakan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Sekolah Alam Terpadu Cerlang Pontianak bekerjasama dengan SAPDA Yogyakarta.

Dinsos P3AKB Sanggau Gelar Rapat Gugus Tugas Kabupaten Layak Anak

Peserta diskusi berasal dari beragam daerah di Kalbar, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Tengah, Tapanuli Utara, hingga Palu.

Lidia, orangtua anak disabilitas yang berbagi pengalaman pada diskusi, membenarkan pernyataan Sholih.

“Semenjak Reta bisa bejalan, saya biarkan dari belakang dia ikut saya bejalan.

Pernah dia jatuh, saya biarkan supaya dia latihan,” ujarnya.

Reta adalah anak disabilitas grahita berusia 24 tahun. Kini Reta sudah memiliki kemampuan mandiri dan bisa berkomunikasi dengan baik.

Lidia dan suaminya, Nanang, bekerja sebagai penjual gorengan.

Meski kemampuan ekonomi terbatas, mereka terus berupaya agar Reta tumbuh menjadi anak yang mandiri.

Jika Syarat Ini Terpenuhi, Karolin Margret Natasa Akan Buka Sekolah di Landak

“Dari cerita Bu Lidia, kemampuan ekonomi dan tingkat pendidikan orangtua tidaklah menjadi masalah. Yang jadi masalah adalah sikap orangtua sendiri.

Banyak orang yang tidak terima kondisi anaknya,” kata Sholih. Dia menyatakan ada beberapa tahap emosional yang dialami orangtua anak disabilitas.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved