Masyarakat di Sanggau Keluhkan Anjloknya Harga Karet Kepada Christiandy
Pdt Aerlius pun menghaturkan rasa terima kasihnya karena telah diperhatikan dan mendapat bantuan dari Wagub Kalbar dua periode tersebut.
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Melalui komunikasi lewat zoom meeting, Anggota DPD RI asal Kalbar, Christiandy Sanjaya menjawab aspirasi masyarakat Jemaat Gepembri yang diwakili Pdt. Aerlius Zalukhu STh, di Desa Lumut, Kecamatan Toba Kabupaten Sanggau, Minggu (09/08/2020).
Adapun masyarakat jemaat Gepembri juga mengajukan usulan atau proposal bagi pengadaan piano, perlengkapan ibadah di Gereja.
Pdt Aerlius pun menghaturkan rasa terima kasihnya karena telah diperhatikan dan mendapat bantuan dari Wagub Kalbar dua periode tersebut.
"Bantuan bapak sangat berharga bagi pelaksanaan ibadah kami. Saat ini kami pun sedang merencanakan untuk membangun gereja yang baru ukuran 10 x 20 meter," ungkap Pdt. Aerlius.
• Masyarakat di Ketapang Keluhkan Masalah Pertanian ke Christiandy Sanjaya
Selain itu, melalui zoom meeting Pdt. Aerlius juga menyampaikan beberapa hal yang menjadi permasalahan, bukan hanya Gereja dan Jemaat, tapi sebagai tokoh masyarakat beliau juga memaparkan keadaan masa pandemi covid 19 di Desanya.
di masa Pandemi, ungkap.ya, BST yang disalurkan sangat kurang atau minim. Sebab dari 86 KK di RT yang merima BST hanya 4 KK.
Padahal mayoritas peduduk adalah ekonomi lemah. Seharusnya menurut penilaian Pdt Aerlius, minimal 50 persen harus menerima bantuan tersebut.
Dijelaskan pula bahwa harga karet sebelumnya sekitar Rp.6-8 ribu kini hanya Rp. 4 ribu, padahal sehari rata-rata hanya diperoleh 4 kg atau senilai Rp. 16 ribu, jika diakumulasikan harga beras Rp.10 ribu perkilogram, pendapatan sehari hanya setara 1,5 kilogram beras.
"Harga-harga Sembako saat ini mahal. Sehingga pendapatan dibandingkan dengan kebutuhan penduduk sehari-hari tidak cukup. Belum lagi bila hari hujan. Sementara penerima BST hanya 4 KK. Ini me-indikasikan kemungkinan mutu gizi keluarga akan terganggu," katanya l.
Soal Jalan Piasa ke Ibu Kota Kecamatan Toba, lebarnya hanya lebar 4 meter. Terlalu sempit sehingga hampir setiap minggu terjadi kecelakaan. Bahkan pada musim hujan jalan tersebut mulai rusak.
Srmentata mmengenai listrik PLN, banyak kampung di Kecamatan Toba yang belum terjangkau Listrik.
Mendapat aspirasi dari tokoh masyarakat tersebut, Christiandy pun menyambut baik input yang diberikan.
"Mengenai harga karet memang persoalannya cukup berat. Mengapa? Karena harga-harga produk ini ditentukan oleh mekanisme pasar internasional. Salah satu upaya yang bisa dilakukan agar harga tidak terlalu kecil diterima patani karet maka masyarakat sebaiknya memotong rantai tengkulak. Mengorganisir diri (berkelompok) untuk menjual langsung ke Pabrik," pesan Christiandy.
Sementara perihal bantuan masa Covid 19, keluhan minimnya jumlah penerima, Christiandy sarankan agar melakukan perbaikan data di tingkat Desa hingga Kecamatan.
"Mengenai Jalan, akan menjadi masukkan yang akan saya bawa ke pusat jika jalan yang seperti digambarkan adalah jalan Nasional," jelasnya.
Dialog diakhiri dengan penyerahan bantuan Christiandy Sanjaya dan diterima langsung oleh Pdt. Aerlius Zalukhu. (*)