Ada Pasien 80 Hari Jalani Isolasi, Sutarmidji: 3 Pemda Tak Serius Urus Covid-19
Saya mencatat ada tiga daerah yang kita lihat tidak serius dalam menangani Covid-19
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Saat ini tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Kalbar mencapai 88,4 persen. Gubernur Kalbar Sutarmidji bersyukur angka kesembuhan di Kalbar terbilang tinggi.
Meski demikian, gubernur menyoroti ada tiga pemerintah daerah di Kalbar yang dianggapnya tidak serius menangani masalah Covid-19.
Ia sengaja tidak menyebutkan nama daerahnya langsung saat ini. Namun ia menjelaskan tiga daerah tersebut tidak serius dalam menangani Covid-19 berdasarkan sejumlah catatan yang ada. Midji menegaskan, Covid-19 ini tak boleh dikaitkan dengan politik.
"Saya mencatat ada tiga daerah yang kita lihat tidak serius dalam menangani Covid-19. Sehingga kasus positif atau terjangkit baru diketahui setelah warganya berada di rumah sakit karena sudah parah," ujar H Sutarmidji, Minggu (5/7/2020).
Ia menuturkan, ada daerah yang penduduknya hampir 500 ribu jiwa namun baru melakukan rapid test sebanyak 2.200-an. Dari 2.200 an itu, 1.890-an dilakukan TNI, Polri dan Pemprov, bukan oleh Pemdanya.
• Tim Ops Kontijensi Polres Kubu Raya Utamakan Sosialisasi Menuju Tatanan Hidup Baru
Ia kemudian menyebut satu kabupaten lainnya dengan kasus tenaga kesehatannya positif, tapi tidak satupun warganya positif.
"Lalu tenaga kesehatan ini terjangkit dari mana? Dia bertugas di Puskesmas. Ini sangat aneh, padahal yang bersangkutan tidak keluar kota. Harusnya dilakukan tracking yang masif untuk mengungkap klasternya," jelas Sutarmidji.
Sedangkan kasus lainnya adalah warga yang datang dari India sehingga, tapi yang aneh menurutnya petugas kesehatan di Puskesmas terjangkit sedangkan tidak ada warga lainnya terjangkit. Maka itu menjadi tugas besar harus diselesaikan Pemda setempat.
"Ada juga daerah kasusnya dibiarkan, pasien positif tidak ditangani serius sehingga pasien yang positif harus diisolasi hingga 80 hari. Untuk isolasi itu saja sudah stres hingga 80 hari," katanya.
Harusnya pasien Covid-19 diberikan tempat isolasi yang baik, menu makan yang baik dan dibuat agar tidak stres sehingga imun meningkat dan cepat sembuh. Positif corona sama saja dengan penyakit lainnya, cuma penyakit ini menular sehingga perlu pencegahan dan penanganan serius serta masif.
• Warga Putussibau Kapuas Hulu Harap Polisi Razia Sepeda Motor Knalpot Racing
"Saya mencatat seluruh yang dilakukan oleh kepala daerah. Saya akan lakukan kewenangan yang ada pada gubernur, yang tidak serius saya tidak akan segera cairkan dana bagi hasil pajaknya," ancam Sutarmidji.
Ia menjelaskan jangan sampai anggaran realokasi kemarin yang diminta untuk memotong anggaran belanja langsung hingga 51 persen menjadi akal-akalan daerah saja. Nanti perubahan anggaran dikembalikan lagi untuk mengerjakan proyek-proyeknya.
"Itu bisa dipantau peruntukannya untuk apa? Sudah dibelanjakan atau belum? Jangan hanya memikirkan proyek-proyek terus, tapi pikirkan kesehatan masyarakat," katanya.
Selain tiga kabupaten yang dinilainya serius, Midji juga memberikan catatan untuk Kota Pontianak. Midji ada sekitar 10 persen warga Kota Pontianak yang beraktivitas di jalan tidak menggunakan masker.
Ia menegaskan akan melakukan pengambilan sampel swab langsung di lapangkan sewaktu-waktu. Seluruh masyarakat yang beraktivitas di pasar atau dimana pun yang ada interaksi haruslah menggunakan masker.
"Kita akan melakukan swab dan langsung ambil cairan di tenggorokan untuk PCR. Kalau perlu sebelum PCR keluar yang bersangkutan isolasi. Saya perintahkan yang berkerumun atau ngumpul langsung swab dan isolasi," katanya.
Midji meminta setiap warga yang keluar harus pakai masker guna menghindari penularan dan menulari warga lainnya. Kalau tidak pakai masker, jelas Midji, saat dilakukan Sidak langsung dilakukan PCR.
“Kalau perlu sebelum hasil keluar diisolasi dirumah susun atau Upelkes Provinsi. Saya juga melihat kepatuhan masyarakat 90 persen sudah taat mengunakan masker. Kita siapkan empat ambulance untuk mengambil sampel swab," katanya.
Ia memita masyarakat tak merasa kebal terhadap virus Corona. Semua dimintanya harus menjaga agar daerah Kalbar ini pulih dan kembali seperti dulu perekonomiannya.
"Tiga daerah tidak serius dan saya pantau. Kalau dalam satu bulan kedepan tidak ada progres yang baik maka semua meubeler yang dibeli tidak akan diarahkan ke daerahnya. Saya juga akan tunda dana bagi hasil untuk tiga daerah ini dan akan disalurkan 31 Desember," ucap Sutarmidji.
Pada Minggu, ada 19 pasien Covid-19 di Kalbar yang sembuh dan ada tiga kasus baru Covid-19. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Harisson menjelaskan, penambahan pasien sembuh berdasarkan hasil Laboratorium RS Untan dan BBTKLPP Jakarta tertanggal 4 Juli 2020.
Harisson merinci, 19 pasien sembuh ini dari Melawi sembilan orang, Ketapang enam orang, Sambas dua orang, Kubu Raya dan Landak masing-masing satu orang.
Selain pasien sembuh, Harisson menginformasikan penambahan tiga kasus baru positif Covid-19 di Kalbar. "Kasus konfirmasi baru tiga orang tersebar di Kabupaten Sintang dua orang dan Kabupaten Landak satu orang," ucapnya.
Jadi sampai 5 Juli 2020 kasus konfirmasi postif Covid-19 di Kalbar sebanyak 339 orang, kasus sembuh 300 orang dan meninggal empat orang. Persentase tingkat kesembuhan mencapai 88,4 persen.
Ia menyampaikan, hasil pemeriksaan sampel dari BBTKLPP sudah diterima semuanya. Pada 3 Juli 2020 sebanyak 94 orang yang sampelnya diperiksa BBTKLPP. Lalu pada 4 Juli 2020 sebanyak 188 orang. "Jadi sampel yang kita kirim ke Jakarta sebanyak 282 (564 sampel) sudah keluar semua," katanya.
Harisson menyampaikan, kapasitas pemeriksaan Lab RS Untan sekarang sudah meningkat menjadi 150 sampel per hari atau untuk sekitar 75-100 orang pasien.
"Jadi untuk jumlah sampel yang diperiksa, kalau PDP dan ODP satu orang harus dua sampel, begitu juga kalau kasus konfirmasi yang akan dipastikan sudah sembuh atau belum harus diperiksa dua sampel. Kalau OTG cukup diperiksa satu sampel saja ," jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa satu pasien itu terdiri atas satu swab orofaring (tenggorokan) dan satu swab nasofaring atau bagian belakang saluran lubang hidung.
"Untuk dua sampel yang diperlukan per orang pengambilan swab-nya harus di dua hari yang berbeda, lebih dari 24 jam. Jadi misalnnya hari ini satu sampel, besok diambil lagi satu sampel," jelasnya.
Pasien Sembuh
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya Marijan mengungkapkan, secara kumulatif ada 32 pasien Covid-19 di Kubu Raya yang telah dinyatakan sembuh. "Untuk di Kabupaten Kubu Raya sendiri terdapat 32 pasien (Covid-19) yang telah dinyatakan sembuh," ujar Marijan, Minggu.
Ia menjelaskan, pasien Covid-19 yang sembuh menjalankan perawatan dan karantina difasilitas yang telah disediakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.
Mereka dinyatakan sembuh setelah dilakukan dua kali hasil swab test dengan hasil negatif, setelah sebelumnya dinyatakan positif corona.
Marijan mengungkapkan, saat ini masih terdapat satu pasien Covid-19 di Kabupaten Kubu Raya yang belum keluar hasil PCR-nya. "Cuma masih ada satu pasien Covid-19 yang masih belum keluar hasilnya. Jumlah total ada 33 pasien, dan yang sembuh tadi 32 orang," jelasnya.
Marijan melanjutkan, dari satu orang pasien yang belum keluar hasil PCR tersebut merupakan Orang Tanpa Gejala (OTG).
Pasien OTG ini sedang menjalani karantina secara mandiri, sambil menunggu hasil swab test-nya keluar.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas dr Fatah Maryuniani juga memastikan tambahan pasien sembuh yakni seorang wanita yang berprofesi sebagai pedagang di pasar tradisional, Tebas. "Terbaru pasien yang sembuh adalah pasien asal Kecamatan Tebas," ujarnya.
Dijelaskan Fatah, hasil swab pasien ini cukup lama mereka tunggu. Namun, ia bersyukur sekarang pasien tersebut sudah sembuh. "Sehari sebelumnya juga ada yang sembuh, itu pasien yang merupakan anggota Polres Sambas," tuturnya.
Saat ini, Sambas masih menunggu hasil swab tahap dua untuk tiga. Ketiganya masih diisolasi di rumah sakit
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut: