Virus Corona Masuk Kalbar
Sutarmidji Meradang! 3 Kabupaten Ini Tak Serius Tangani Covid-19 & Ancam Tunda Transfer Bagi Hasil
"Saya mencatat ada tiga daerah yang kita lihat tidak serius dalam menangani Covid-19" ucap Sutarmidji pada Tribun Pontianak.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Saat ini tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Kalbar mencapai 88,4 persen.
Artinya menurut Sutarmidji, tingkat kesembuhan di Kalbar cukup baik bahkan dia bersyukur angka kesembuhan mencapai 88,4 persen ini.
Tapi ia mengingatkan angka kesembuhan yang tinggi ini jangan membuat lengah, jangan membuat kendor seakan Covid-19 ini telah berlalu.
"Kita melihat di Indonesia, banyak sekali daerah-daerah yang masih meningkat kasusnya. Diluar negeri juga masih banyak yang mengalami kenaikan. Makanya harus sering baca berita dan Jangan baca berita yang kira-kira pendapatnya oposisi dengan pemerintah," ucap Sutarmidji saat diwawancarai, Minggu (5/7/2020).
• Gubernur Sutarmidji Optimis Cetak 5 Ribu Hafiz yang Akan Ditempatkan Sebagai Imam Masjid di Kalbar
Meskipun tingkat kesembuhan cukup tinggi di Kalbar, Sutarmidji menyoroti tiga daerah atau kabupaten yang dianggap tidak serius menangani masalah Covid-19.
Ia sengaja tidak menyebutkan nama daerahnya langsung saat ini.
Namun ia menjelaskan tiga daerah tersebut tidak serius dalam menangani Covid-19 berdasarkan sejumlah catatan yang ada.
Ia menegaskan dalam hal Covid-19 ini jangan dikaitkan dengan politik, ini masalah kesehatan dan dampaknya sangat besar.
"Saya mencatat ada tiga daerah yang kita lihat tidak serius dalam menangani Covid-19. Sehingga kasus positif atau terjangkit baru diketahui setelah warganya berada di rumah sakit karena sudah parah," tegasnya.
Ia menuturkan ada daerah yang penduduknya hampir 500 ribu jiwa dan di dekat-dekat Pontianak juga.
• Penanganan Covid-19 Kalbar Jadi Contoh Indonesia, Kinerja Gubernur Sutarmidji Tuai Pujian Pusat
Hingga hari ini baru melakukan rapid test hanya 2.200 an.
Nah dari 2.200 an itu, 1.890 an dilakukan TNI Polri dan provinsi bukan oleh Pemdanya.
Adalagi satu kabupaten, ada tenaga kesehatannya yang positif tapi tak satupun warganya positif.
"Lalu tenaga kesehatan ini terjangkit dari mana? Dia bertugas di puskesmas. Ini sangat aneh padahal yang bersangkutan tidak keluar kotanya. Harusnya dilakukan tracking yang masif untuk mengungkap klaster nya," jelas Sutarmidji.
Sedangkan kasus lainnya adalah warga yang datang dari India.
Tapi yang aneh menurutnya petugas kesehatan di Puskesmas terjangkit sedangkan tidak ada warga lainnya terjangkit.
Maka itu menjadi tugas besar harus diselesaikan Pemda setempat.
"Ada juga daerah kasusnya dibiarkan, pasien positif tidak ditangani serius sehingga pasien yang positif harus diisolasi hingga 80 hari. Untuk isolasi itu saja sudah stres hingga 80 hari," katanya.
• Pemprov Kalbar Raih Opini WTP, Sutarmidji Pastikan Tindak Lanjuti Temuan dan Rekomendasi BPK RI
Harusnya pasien Covid-19 diberikan tempat isolasi yang baik, menu makan yang baik dan dibuat agar tidak stres sehingga imun meningkat dan cepat sembuh.
Positif corona sama saja dengan penyakit lainnya, cuma penyakit ini menular sehingga perlu pencegahan dan penanganan serius serta masif.
"Saya mencatat seluruh yang dilakukan oleh kepala daerah. Saya akan lakukan kewenangan yang ada pada gubernur, yang tidak serius saya tidak akan segera cairkan dana bagi hasil pajaknya," ancam Midji.
Ia menjelaskan jangan sampai anggaran realokasi kemarin yang diminta untuk memotong anggaran belanja langsung hingga 51 persen menjadi akal-akalan daerah saja.
Nanti perubahan anggaran dikembalikan lagi untuk mengerjakan proyek-proyeknya.
"Itu bisa dipantau peruntukannya untuk apa? Sudah dibelanjakan atau belum. Jangan hanya memikirkan proyek-proyek terus tapi pikirkan kesehatan masyarakat," katanya.
Kemudian untuk Kota Pontianak, Midji menyebutkan turun kelapangan dan ini menjadi perhatian serius untuk wali kota, sekitar 10 persen warga di Pontianak yang beraktivitas dijalan tidak menggunakan masker.
Ia menegaskan akan melakukan pengambilan sampel swab langsung dilapangkan sewaktu-waktu.
Seluruh masyarakat yang beraktivitas di pasar atau dimana pun yang ada interaksi haruslah menggunakan masker.
"Kita akan melakukan swab dan langsung ambil cairan di tenggorokan untuk PCR. Kalau perlu sebelum PCR keluar yang bersangkutan isolasi. Saya perintahkan yang berkerumun atau ngumpul langsung swab dan isolasi," katanya.
Midji meminta setiap warga yang keluar harus pakai masker guna menghindari penularan dan menulari yang lainnya.
Kalau tidak pakai masker saat dilakukan sidak dan langsung PCR kalau perlu sebelum hasil keluar diisolasi di rumah susun atau Upelkes Provinsi.
"Saya juga melihat kepatuhan masyarakat 90 persen sudah taat menggunakan masker. Kita siapkan empat ambulans untuk mengambil sampel swab," katanya.
Jangan ada yang merasakan kebal terhadap virus corona.
Semua dimintanya harus menjaga agar daerah Kalbar ini pulih dan kembali seperti dulu perekonomiannya.
"Tiga daerah tidak serius dan saya pantau. Kalau dalam satu bulan kedepan tidak ada progres yang baik maka semua meubeler yang dibeli tidak akan diarahkan ke daerahnya. Saya juga akan tunda dana bagi hasil untuk tiga daerah ini dan akan disalurkan 31 Desember," ucap Midji.
Sekarang ini kepala daerah ditegaskannya perlu dipikirkan bagaimana anak bisa sekolah dan ruang belajarnya seperti apa, meubeler seperti apa.
