Indonesia Lawyers Club
ILC tvOne Akhir Juni 2020 Seru, Sujiwo Tejo Terheran-heran dan Effendi Ghazali Sebut Rocky Gerung
Sujiwo Tejo kemudian membahas ucapan presiden yang meminta jajaran menterinya memiliki perasaan yang sama tentang krisis pandemi Virus Corona.
"Walaupun kalau diartikan sebagai konduktor, bahasanya tidak 'perasaannya harus sama', enggak bisa. Perasaan pemain bas sama perasaan pemain drum enggak boleh sama," paparnya.
"Yang betul perasaannya harus kita selaraskan. Itu baru benar sebagai konduktor," lanjut dalang tersebut.
Sujiwo Tejo kemudian menyoroti dirilisnya video rekaman pidato Jokowi di kanal YouTube yang dapat ditonton publik.
Ia mempertanyakan apakah keputusan untuk mempublikasikan itu etis untuk dilakukan.
"Pertanyaannya, etiskah presiden marah di depan anak buah dan di-publish?" tanya Sujiwo Tejo.
Menurut Sujiwo, pertanyaan itu harus dijawab dengan konteks situasi saat ini.
"Saya ragu-ragu pertanyaan ini ukurannya sudah berbeda," paparnya.
Ia menjelaskan dulu memarahi anak buah di depan orang banyak akan dinilai tidak etis.
• PANDUAN Sholat Idul Adha 1441 H dan Penyembelihan Hewan Kurban di Masa Pandemi dari Kemenang
"Pada zaman saya masih kecil, ini enggak etis. Memarahi anak buah di depan publik itu sangat tidak etis," terang Sujiwo Tejo.
Meskipun begitu, ia merasa norma itu belum tentu dapat diterapkan untuk mengkritisi tindakan Jokowi.
Sujiwo Tejo merasa norma yang ada sekarang sudah berubah.
"Tapi kita fair enggak ke Pak Jokowi pakai tolok ukur ini? Sementara nilai-nilai sudah berubah," jelasnya.
"Nilai-nilai sudah berubah dan kita masih pakai nilai-nilai lama dalam melihat pemimpin boleh memarahi anak buah," tambah budayawan 57 tahun itu.
Lihat videonya mulai menit 1:30
Pidato pakai teks atau tidak?