MAHASISWA Bunuh Wanita Terapis Pijit Panggilan, Bayar Pakai Uang Kuliah, Mayatnya Disimpan di Kardus
Uang yang dipakai 'jajan' dengan terapis panggilan menggunakan uang SPP yang diberi orang tuanya. Tarif jasa boking korban Rp 900.000.
Korban dihabisi pelaku sekitar pukul 23.00 WIB setelah sempat terjadi cek-cok mulut. Korban ditusuk menggunakan pisau lipat sebanyak emoat kali dan mengenai leher bawah telinga.
Setelah memastikan korban tak bernyawa, tersangka Yusron memasukkan jasad Monik ke dalam kardus dan berencana membakarnya dengan kompor portable.
Wakapolrestabes Surabaya, AKBP Hartoyo didampingi Kasat Reskrim, AKBP Sudamiran, Wakasat Reskrim, Kompol Ardian Satrio Utomo dan Kanit Jatanras, Iptu Agung Kurnia Putra, mengatakan tersangka sempat membakar korban.
"Rencananya akan dibakar sampai berabu. Karena takut apinya membakar rumah, tersangka kemudian mematikan kompor portable yang digunakan membakar korban. Jadi kaki kanannya yang terkena luka bakar," kata Hartoyo, Rabu (17/6/2020).
Setelah menghabisi korban, tersangka melarikan diri ke rumah bibinya di Ngoro Mojokerto. Sebelumnya, tersangka menelepon ibunya dan menceritakan peristiwa tersebut.
Hasil pemeriksaan saksi-saksi, tersangka dikenal sebagai anak yang tempramental.
Yusron diakui kerap melawan orang tuanya dan tak bisa diatur. Hal itu diakui tersangka di hadapan polisi.
Yusron juga tak sungkan mengakui jika uang yang digunakan membayar jasa korban merupakan uang SPP kuliah yang tak dibayarkan.
"Tersangka ini kami amankan tanpa perlawanan. Keluarga tersangka juga kooperatif sehingga kami dapat mengungkap kasus ini lebih cepat," tandas Hartoyo.
Sebelumnya, warga Lidah Kulon, Lakarsantri, Surabaya geger. Karena ada mayat Monika sebelumnya berinisial M dimasukkan dalam kardus kulkas. Akhirnya, WD (Ibu tersangka) melaporkan ke polisi dan meluncur ke lokasi.
Diduga, korban dihabisi pelaku pada malam hari atau tengah malam. Darah yang ada di tubuh korban cukup banyak dan belum sepenuhnya mengering.
Setelah mayat korban dikeluarkan dari kardus oleh petugas, ada empat luka sayat di bagian leher, dan tangan kiri korban juga ada luka sayat.
Pakai yang dikenakan korban cukup minim. Celana pendek jeans sepaha dan mengenakan kaus.
Luka sayat di leher korban diduga dibacok pelaku saat cek-cok berlangsung. Sementara tangan kiri korban yang terluka ditengarai menangkis serangan pelaku.
Penyebab korban dihabisi diduga cek-cok akibat tarif yang disepakati tidak sesuai. Hingga terjadi pertengkaran hebat.