Pemprov Kalbar Fasilitasi Rapid Test Gratis Bagi Santri yang Ingin Kembali ke Pesantren
Ia mengatakan bahwa saat ini dirinya sedang berfikir bagaimana melakukan kerjasama dengan salah satu penerbang .
Penulis: Anggita Putri | Editor: Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, H Sutarmidji menyampaikan bahwa Pemprov Kalbar akan memfasilitasi rapid test secara gratis bagi para pelajar atau santri yang ingin kembali ke pesantren di luar pulau Kalbar.
Gubernur Kalbar, H Sutarmidji mengatakan bahwa bagi para Pesantren yang mau berangkat perlu dilakukan rapid test sebagai syarat melakukan perjalanan.
“Jadi para pesantren dan pelajar yang mau berangkat ke Jawa atau daerah di luar Kalbar akan di rapid test gratis,” ujarnya, Selasa (16/6/2020).
• Peringati Hari Bhayangkara ke-74, Kapolres Ketapang Anjangsana ke Rumah Purnawirawan
• Pemdes Seburing Apresiasi Keterlibatan Pemuda Dalam Pencegahan Penularan Covid-19 di Sambas
Ia mengatakan bahwa saat ini dirinya sedang berfikir bagaimana melakukan kerjasama dengan salah satu penerbang .
“Jadi dari pada mereka santri pergi pakai kapal kembali ke Jawa , supata lebih murah.
Kalau tiket lion air tiketnya sekarang Rp 700ribuan. Kalau Citilink Rp 1 juta lebih.
Nah bagaimana kalau harga di tekan agar lebih murah,” ujarnya.
Saat ini Pemprov Kalbar dikatakannya sedang melakukan untuk hitung -hitungan dana.
Kalau dana kuat bisa saja misal harga tiket seharga Rp 700 an gimana caranya untuk dilakukan kerjasama.
“Tapi yang jelas untuk rapid test gratis . Kalau misal sudah sampai 5000 an santri tentu anggaran yang diperlukan untuk rapid test sekitar 1 Miliaran.
Dari pada naik pesawat pakai rapid test kemudian dibebankan lagi ratusan ribu kasian bagus kita kurangi biar tidak ada beban lagi,” jelasnya.
• DUNIA DIBIKIN TERKEJUT, Polandia & Ceko Bentrok, Terbongkar Penyebabnya Sangat Aneh
• TAHUN Ajaran Baru 2020/2021 Dimulai Juli 2020, Proses Pengambilan Keputusan Pembelajaran Tatap Muka?
Lanjutnya mengatakan bahwa saat ini Pemprov Kalbar sedang membantu dan berusaha supaya maskapai bisa memberikan diskon .
“Kalau ada duit saya mau subsidi mungkin separuhnya tapi kita sedang hitung-hitungan .
Karena covid-19 ini masalah pendidikan tidak boleh diabaikan dan bukan hanya tentang kesehatan saja ,” ujarnya.
Sejauh ini dikatakannya memang belum ada data yang masuk berapa jumlah pelajar di Kalbar yang ingin pulang ke Pulau Jawa.