Rapid Test Ribuan Warga, Atbah: Untuk Pastikan Warga Sambas Sehat

sebagai upaya untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat Sambas.

Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ WAWAN GUNAWAN
Pelaksanaan Rapid Test massal yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, di Masjid Agung Babul Jannah Kota Sambas, setelah pelaksanaan sholat Jumat, Jumat (12/6/2020). 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas dr Fatah Maryunani mengatakan setelah shalat Jumat tadi, pihaknya kembali melaksankan Rapid Test terhadap jamaah Masjid Babul Jannah dan warga Kecamatan Sambas, Jumat (12/6/2020).

Kegiatan tersebut dilaksanakan di halaman Masjid Babul Jannah, Kecamatan Sambas, Kabupaten Sambas.

"Tadi yang ikut Rapid Test ada kurang lebih 71 orang," ujar Fatah Maryunani.

Dari jumlah tersebut kata dr Fatah, di dapatkan bahwa semuanya menunjukkan hasil negatif.

"Alhamdulillah, semuanya non Reaktif," kata dia.

Kades Parit Baru Apresiasi Upaya Dinas Kesehatan Kubu Raya Lakukan Rapid Test Massal

Diungkapkan oleh Fattah, saat ini mereka memang sedang gencar-gencarnya melaksanakan Rapid Test di seluruh wilayah di Kabupaten Sambas.

Selain di lingkungan masyarakat, juga di lakukan Rapid Test di pusat-pusat keramaian seperti pasar dan rumah ibadah, seperti yang baru saja mereka laksanakan. Pelaksanaan Rapid tes juga dilaksanakan di setiap pintu-pintu masuk perbatasan. 

Sehingga jika di totalkan kata dia, saat ini kurang lebih 10 ribu warga Sambas yang sudah mengikuti Rapid Test yang dilaksanakan oleh pemerintah.

"Kalau tepatnya saya kurang tau pasti, tapi kurang lebih 9-10 ribu orang sudah ikut Rapid tes di Sambas," tutup Fatah Maryunani.
 

Pastikan Warga Sehat

Bupati Sambas, Atbah Romin Suhaili mengatakan pihaknya terus gencar melaksankan Rapid Test di Kabupaten Sambas.

Hal itu kata dia, dilaksanakan untuk memastikan warga Sambas agar selalu dalam keadaan sehat.

Ia ungkapkan, pelaksanaan Rapid Test yang dilaksanakan di setiap Kecamatan dan bahkan di pintu-pintu masuk Kabupaten Sambas adalah sebagai upaya untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat Sambas.

Terlebih lagi, saat ini trend kasus konfirmasi positif di Kabupaten Sambas mengalami tren peningkatan.

VIDEO: Rapat Kerja Bersama KPU, Ini Penjelasan DPRD Kabupaten Sambas

"Trend untuk sementara memang terjadi peningkatan kasus terkonfirmasi. Oleh karenanya, tentu ini menjadi warning kita bersama," ujar Atbah Romin Suhaili.

"Bagaimana kedepannya kita bersama berkomitmen untuk memutus mata rantai penyebarannya," sambung  Atbah Romin Suhaili.

Diungkapkan dia, sehari sebelumnya mereka juga sudah melaksanakan Rapid Test pusat-pusat keramaian di Kabupaten Sambas, salah satunya adalah seperti yang dilakukan di pasar pagi Kecamatan Sambas.

"Seperti yang kita lakukan Rapid test kepada pedagang dan pengunjung pasar seperti di pasar pagi, terminal dan pasar Sambas. Dan alhamdulillah, untuk dipasar pagi semua yang dilakukan Rapid test hasilnya non reaktif," kata  Atbah Romin Suhaili

Meski diketahui hasilnya adalah non reaktif. Ia meminta kepada masyarakat Sambas untuk bisa bersama-sama disiplin dengan tetap mentaati protokol Kesehatan Covid-19.

"Karenanya saya nnegjak kita semua, agar harus senantiasa mengalakan kedisiplinan yaitu senintiasa mengunakan masker, selalu mencuci tangan serta menjaga jarak diantara kita," tutup Atbah Romin Suhaili.

Cegah Penularan Covid-19

Tokoh masyarakat Kabupaten Sambas H Samingan, Z. M.Si mendukung pelaksanaan Rapid Test secara masal.

Di katakan dia, dirinya juga ikut melaksanakan Rapid Test di Masjid Babul Jannah Kota Sambas. Dia pun bersyukur, hasil Rapid Test yang dilaksanakan pada dirinya negatif.

"Tadi saya juga ikut Rapid tes, Alhamdulillah hasilnya negatif. Dan saya rasa ini bagus, dan dilakukan secara masal," ujar Samingan, Jumat (12/6/2020).

"Dan kita sangat mendukung pelaksanaan kegiatan ini," ungkapnya.

Hanya saja menurut dia sosialisasi yang dilakukan masih kurang sehingga banyak masyarakat yang tidak mengetahui pelaksanaan Rapid tes tersebut.

Menurut dia jika dilaksanakan sosialisasi, maka kemungkinan akan masif masyarakat yang ikut.

"Waktu yang lalu di Puskesmas bayar Rp 30 ribu, jadi kemungkinan orang masih alergi. Padahal kemarin-kemarin ada yang dipasarkan pagi dan lain-lain juga dilakukan Rapid Test dan tidak bayar," ujarnya.

"Jadi masih ada persepsi masyarakat yang mengatakan bayar untuk ikut Rapid tes, padahal gratis. Tapi orang mungkin belum tahu, karena kurangnya sosialisasi," kata dia.

Oleh karenanya ia berharap agar kedepannya sosialisasi bisa dilakukan dengan masif dan di tingkatkan, agar partisipasi masyarakat lebih banyak dalam pelaksanaan Rapid tes.

"Harapannya sosialisasi kita memang kurang, jadi kalau gratis bilang gratis, dan kalau bayar bilang bayar," ungkapnya.

"Karena ini juga bagus, untuk mengurangi penularan Covid-19," tutupnya.

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved