Human Interest Story
Kisah Solihin, Warga Lapas Kelas II A Pontianak Penjahit Baju Hazmat untuk Tenaga Medis Covid-19
Sementara temannya memotong bagian kain sesuai pola, Solihin tampak fokus menjahit pakaian pelindung yang biasa di pakai paramedis itu.
Penulis: Ferryanto | Editor: Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK - Solihin, warga binaan Lapas Kelas II A Pontianak tampak terampil mengunakan mesin jahit otomatis saat menyatukan bagian demi bagian baju Hazmat ketika tribun mendatangi ruang kerjanya di lapas kelas 2 A Pontianak, Rabu (3/6/2020).
Ditemui di ruang kerjanya yang berukuran sekira 4 x 4 meter itu, tampak tertumpuk bahan baju hazmat, faceshield yang telah jadi, dan masker yang telah siap pakai.
Sementara temannya memotong bagian kain sesuai pola, Solihin tampak fokus menjahit pakaian pelindung yang biasa di pakai paramedis itu.
• Dinas Kesehatan Kayong Utara Rapid Test 624 Mahasiswa dan Santri, Ini Hasilnya
• Hadapi New Normal, Dewan Sambas Ajak Masyarakat Disiplin Terapkan Protokol Kesehatan
Solihin merupakan satu di antara 5 warga binaan Lapas kelas 2 A yang mendapat amanah untuk membuat baju hazmat yang bakal di sumbangkan ke pemerintah daerah kabupaten Kubu raya.
Baginya, menjahit bukanlah hal baru, keterampilan itu sudah dikuasainya sebelum ia divonis bersalah atas kasus penyalahgunaan Narkotika 3 tahun silam.
ia mengaku antusias ketika Kepala Lapas kelas 2 A Pontianak menawarkan untuk membuat Baju Hazmat bagi para medis yang menangani pandemi Covid-19.
‘’Saya senang buat baju ini, ikhlas, karena dengan ini bisa bermanfaat juga diri saya,’’ujarnya
• LOGIN LTMPT.AC.ID Daftar Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri
• RUPIAH PERKASA dan Melesat 2,2% Atas Dolar AS Hari Ini, Analis Ungkap Faktor Ini
Selain itu, ia mengaku dengan bekerja menjahit baju Hazmat ini, kebosanan dalam penantian bebasnya yang masih 9 tahun lagi menjadi sedikit teratasi.
‘’Sekalian saya ada kesibukan sehari – hari, dari pada saya tidak kerjaan, bosen juga,’’ujarnya yang di vonis 12 tahun penjara.
Baginya, membuat baju Hazmat tidak lah sesulit membuat baju biasa, bila pakaian biasa harus di sesuaikan ukuran dan memiliki banyak bagian, maka baju hazmat yang dibuatnya hanya memiliki satu ukuran.
Pada saat awal proses pembuatan, iapun hanya melihat foto contoh dari baju hazmat yang akan di buatnya.
Setelah itu ia membuat contoh cetakan baju / Mal, dan kemudian ia mulai memotong kain sesuai bagian dan menjahitnya menjadi baju Hazmat siap pakai.
‘’Kalau membuat pakaian biasa itu harus semua serba ukurannya, dan lebih banyak bagiannya.
Kalau inikan (Hazmat) tidak, bagiannya tidak terlalu banyak, paling pas nyatukan bagian badan aja aga lama sampai 10 menitan,’’ujarnya.
• UPDATE Free Fire Terbaru Dirilis Garena, Tambah Fitur hingga Karakter Baru
Solihin berharap, dengan baju hazmat yang ia buat bersama teman – teman warga binaan di Lapas Kelas 2 A Pontianak dapat bermanfaat bagi para medis yang berjuang digaris depan dalam penanganan Covid-19.
kemudian, Kepala Lapas Kelas 2 A Pontianak Farhan Hidayat mengatakan bahwa pihaknya mentargetkan 200 set APD (alat pelindung diri) yang terdiri dari baju Hazmat dan FaceShield, serta 5.000 picis masker yang nantinya bakal di sumbangkan.
''Kita nanti 200 APD ini akan disumbangkan ke Pemerintah Kabupaten Kubu raya, karena sebelumnya kita sudah berkoordinasi dengan Dinas kesehatan Provinsi, dan dari dinas menyampaikan bahwa Pemda Kubu raya yang saat ini membutuhkan,''ujarnya.
• Bersiap Hadapi New Normal, Bupati Sambas Atbah Bahas Bersama Gubernur Sutarmidji
Menurut Farhan, tak ada kendala berarti dalam proses pembuatan APD tersebut, hanya saja bahan - bahan yang butuhkan memang harus di datangkan dari luar Kalbar.
Sehingga proses pembuatannya sedikit membutuhkan waktu.
lebih jauh, Farhan Hidayat menjelaskan bahwa anggaran pembuatan APD ini berasal dari dana kegiatan pelatihan kerja yang di alihkan untuk pembuatan APD.
Sebanyak 40 juta rupiah dana pelatihan kerja tersebut dialihkan untuk pembuatan APD Pandemi Covid 19 ini.
''Kita dari Lapas ingin memberikan sumbangan yang bermanfaat, dan kebetulan, ada warga binaan yang bisa menjahit, dan membuat masker.
Sehingga saya berharap warga binaan ini, walaupun dia merupakan terpidana, tetapi dia tetap bisa berkarya dan bermanfaat bagi masyarakat,''harapnya. (*)
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak