Arisan Bodong
VIDEO - Tak Cairkan Uang Peserta, 2 Admin Media Sosial di Polisikan, Kerugian Miliaran Rupiah
Diperkirakan, nilai arisan yang belum terbayarkan oleh si penanggung jawab mencapai Milyaran Rupiah.
Penulis: Ferryanto | Editor: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sejumlah wanita mendatangi Ditreskrimum Polda Kalbar untuk melaporkan uang arisan mereka yang tak kunjung dicairkan oleh si penanggung jawab arisan, Jumat (15/5/2020).
Diperkirakan, nilai arisan yang belum terbayarkan oleh si penanggung jawab mencapai milyaran rupiah.
Terdapat dua nama yang dilaporkan oleh para korban ke Ditreskrimum Polda Kalbar, pertama perempuan berinisial WW dan kedua Pria berinisial UR
Taya, korban yang melapor ke Ditreskrimum mengungkapkan bahwa total uang yang telah ia setor dan belum di kembalikan oleh Admin mencapai 141 juta rupiah.
Angka tersebut karena Taya mengikuti beberapa kloter arisan sekaligus, dengan nominal yang harus diterimanya berjumlah 260 juta.
• Bagikan 100 Paket Sembako, Polsek Sungai Kunyit Gelar Gerakan Bhakti Sosial Polri Peduli Covid-19
“Saya ikut dari 20, juta, 25 juta, 50 juta, dan itu totalnya sekitar 260an juta seharusnya dapat, tapi karena macet di tengah jalan, jadi uang yanng sudah saya setor ke admin itu 141 juta gitu,’’ ungkapnya.
Awalnya ia berminat ikut arisan tersebut karena percaya kepada admin tersebut dan kerab bertemu dengan terlapor, sehingga dengan tujuan berinfestasi iapun ikut arisan tersebut.
Kemudian, Liyan, korban lain menyebutkan bahwa dari data sementara yang telah pihaknya himpun, terdapat puluhan orang yang menjadi korban arisan yang diselenggarakan oleh 2 orang admin media sosial instagram tersebut, dengan total kerugian lebih dari 1 milyar, ia sendiri mengaku bahwa uang yang belum di kembalikan oleh para admin mencapai jutaan rupiah.
Ia mengatakan, bahwa awalnya ia berminat untuk ikut dalam arisan tersebut karena melihat postingan di sebuah akun media sosial yang memiliki follower ratusan ribu tersebut.
“karena kita merasa akun tersebut akun besar, dan salah satunya adminnya katanya TNI, jadi kita percaya,dan apalagi dalam pelaksanaanya arisan ini juga bernaung dibawah sebuah CV,’’ katanya.
Menerutnya Arisan tersebut pertama kali dilaksanakan sejak tahun 2017 lalu, selama kurun waktu tersebut arisan itu berjalan lancar.
Namun mulai maret 2019, pembayaran uang arisan kepada peserta mulai mengalami gangguan.
“saya sempat dapat dua kali, dan yang ketiga ini yang sudah aga kacau, dan ternyaata banyak sekali member yang tidak dibayar,’’ ujarnya.
Ia menerangkan bahwa arisan tersebut dilaksanakan dengan berbagai kelompok, dari nilai jutaan, puluhan juta, hingga ratusan juta rupiah.
“itukan kloternya beda-beda, ada yang 14 juta, ada yang 40 juta, 50 juta dan ratusan juga, jadi di berbagai kloter / kelompok, jadi dari berbagai kloter dengan member yang berbeda, itu sama-sama kacau, belum terbayar,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan pada pertengahan 2019, sempat dilakukan mediasi antara admin arisan tersebut dengan para member/peserta, dan pada saat itu, UR mengakui bahwa telah menggunakan uang arisan dari para member untuk keperluan pribadinya, selain itu, kedua admin juga mengatakan bahwa ada member yang tak membayar sehingga membuat pencairan dana arisan tersebut macet.
• Polri Peduli, Kapolsek Capkala Berikan Sembako Pada Warga Terdampak Covid-19
Liyan mengatakan bahwa ia terakhir berkomunikasi kepada WW pada 17 mei 2019, dan setelah itu WW tidak pernah bisa di hubungi dan ditemui.
“pernah kerumahnya, tetapi orang rumahnya selalu bilang tidak ada,’’ ujarnya.
Pada bulan Juni 2019, antara pihak member dan admin arisan telah membuat perjanjian, akan membayar dan mengembalikan uang para member secara berkala, dan bila tidak dilaksanakan maka pihaknya siap diproses secara hukum, namun hingga kini masih banyak member yang uangnya belum dikembalikan oleh admin tersebut.