KISAH Gadis Pontianak Penuh Derita, Dipaksa Nikahi Pria Asal China, Dibayar Rp 17 Juta & Disiksa
Beberapa kisah tentang wanita yang dikirim ke China untuk dijual sebagai 'pengantin' telah banyak beredar, kisah Monika adalah salah satunya.
"Ibu mertua saya amat menakutkan. Saya masih trauma jika memikirkan dia. Melihat dia dari jauh saja sudah cukup membuat saya ketakutan," ujar Monika.
Meski dilarang mengakses internet, Monika selalu mencuri waktu menggunakan internet terutama untuk belajar sedikit bahasa Mandarin.
Setelah menguasai beberapa kosa kata dan mempelajari cara menuju ke kantor polisi, Monika kemudian menggunakan taksi untuk menuju ke markas kepolisian setempat.
Di sana dia menceritakan semua masalahnya dan polisi kemudian meminjamkan telepon untuk menghubungi kedutaan besar Indonesia di Beijing.
Akhirnya, Monika tiba kembali di Jakarta setelah 10 bulan masa yang penuh derita itu.
"Saya lega tidak memiliki anak dengan dia. Apa yang terjadi dengan anak-anak saya jika ayah mereka suka memukul ibunya dan memiliki nenek yang kejam?" kata Monika.
"Saya amat tertekan selama hidup di China sehingga nyaris gila. Saya menangis tiap malam. Kini saya hanya ingin bekerja agar adik-adik saya bisa sekolah," dia menegaskan.
Setelah mengetahui kasus Monika, polisi menggerebek sebuah rumah di Pontianak yang diyakini adalah milik sang perantara.
Operasi itu mengungkap adanya 60 perempuan yang akan diterbangkan ke China untuk menikahi pria yang sudah membayar hingga Rp 400 juta untuk satu perempuan.
Sementara di China, kepolisian negeri itu menyelamatkan 1.147 perempuan warga asing korban perdagangan manusia.
Di antara mereka terdapat 17 anak-anak asal Myanmar, Kamboja, Laos, Vietnam, dan Thailand.
Sebanyak 1.332 orang ditahan dan sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam jaringan perdagangan manusia ini.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kisah Perempuan Indonesia yang Dijual untuk Menikahi Pria China