Pulang Kampung dari Jakarta, Seorang Wanita Berusia 25 Tahun Diisolasi di RSUD Sanggau

Yang kedua ini adalah pasien perempuan usia 25 tahun. Riwayatnya dia sebagai karyawan swasta di Jakarta, jadi pulang kampung.

Penulis: Hendri Chornelius | Editor: Jamadin

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU -Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau Ginting menyampaikan Bahwa saat ini Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak dua orang.

Satu orang kasus yang lama dan berada di RSUD Sintang dan satunya lagi berada di RSUD M Th Djaman Sanggau.

"Yang kedua ini adalah pasien perempuan usia 25 tahun. Riwayatnya dia sebagai karyawan swasta di Jakarta, jadi pulang kampung. Begitu pulang kampung langsung kita tetapkan sebagai ODP dan ternyata ada keluhan, karena keluhannya memburuk dibawa ke Rumah Sakit sambil menunggu hasil swab nya diisolasi di ruangan di RS yang baru,"kata Ginting, Selasa (28/4/2020).

Selanjutnya, Kata Ginting ada tambahan PDP yang meninggal dunia.

Dan yang menetapkan status PDP nya bukan RS Kita tapi RS Soedarso Pontianak. "Yaitu perempuan berusia 66 tahun asal Kecamatan Kembayan,"tutur Ginting.

Awalnya, lanjut Ginting, yang bersangkutan ini bukan ODP. Tidak ada tanda-tanda mengarah ke Covid-19, Dia hanya penyakit biasa yakni stroke dan dirujuk ke Pontianak.

"Kemudian satu hari di Pontianak ditegakkan diagnosis ada ciri-ciri ataupun gejala ke arah Covid-19. Belum positif ya, tapi karena ada kecenderungan kearah Covid-19 dari hasil pemeriksaan maka ditetapkanlah sebagai PDP dan ternyata meninggal,"tegas Ginting.

BREAKING NEWS - Korban Covid-19 Kalbar Kembali Bertambah dari Ketapang, 1 PDP Meninggal Dunia

Jadi, lanjut Ginting, kalau PDP statusnya dan meninggal maka penguburannya dilaksanakan secara protokol Covid-19.

"Meninggalnya pada Sabtu 25 malam dan Minggu 26 April dilaksanakanlah penguburan di Kembayan dengan protokoler Covid-19,"tuturnya.

Ginting menambahkan bahwa yang bersangkutan juga tidak ada pulang dari daerah terjangkit, tidak ada kontak dengan orang-orang yang positif atau terkonfirmasi.

"Tapi walaupun begitu karena dia sudah ditetapkan sebagai PDP dan meninggal maka orang-orang dekatnya kita tracing. Termasuk keluarga-keluarga yang sempat menjenguk kita tracing semua kita lakukan pantau dan kita Rapid, dan Ternyata memang hasilnya negatif,"ujarnya.

Terkait kebutuhan Rapid Tes, kata Ginting, Sebtulnya banyak dan idealnya setiap orang yang punya potensi untuk menularkan itu di Rapid Tes.

Dan strategi kita kearah sana untuk pencegahan dini, dan juga untuk pemetaan.

"Tapi karena keterbatasan maka kita tetapkanlah skala prioritas, Yang pertama kita prioritaskan memang yang ODP. Kemudian prioritas kedua adalah tenaga kesehatan yang berhubungan langsung dengan pelayanan pasien dan yang ketiga adalah dari Gugus Tugas yang mobilitasnya tinggi," tegas Ginting

Kemudian, Kita lakukan semacam sampling dan nanti kita petakan, Kalau ada yang reaktif diantara sekian itu baru kita lakukan lagi tracing.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved