Ramadhan 2020

Kurangi Penggunaan Plastik, Nizar Hartady: Bulan Ramadhan Ramah Lingkungan

Jadi ketika saya membeli takjil, saya membawa wadah sendiri dari rumah. Sehingga tidak perlu menggunakan kantong plastik

Penulis: David Nurfianto | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ ISTIMEWA
Nizar Hartady melakukan gerakan Bulan Ramadhan Ramah Lingkungan dengan membawa wadah sendiri saat membeli takjil 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK - Nizar Hartady merupakan aktivis lingkungan hidup Kota Pontianak yang sudah cukup lama menerapkan pola hidup ramah lingkungan dalam upaya mengurangi sampah rumah tangga yang masih menjadi limbah tertinggi khususnya bulan Ramadhan.

Pada bulan Ramadhan biasanya penumpukan sampah plastik menjadi lebih tinggi karena masyarakat melakukan pembelian takjil menggunakan kantong plastik, melihat hal ini Nizar punya cara tersendiri untuk mengurangi penggunaan plastik yang akhirnya janya menjadi sampah.

" Saya memulai gerakan dengan nama Bulan Ramadhan Ramah Lingkungan, gerakan ini sudah saya mulai sejak tahun lalu. Jadi ketika saya membeli takjil, saya membawa wadah sendiri dari rumah. Sehingga tidak perlu menggunakan kantong plastik" ungkap Nizar Hartady.

Nizar mengatakan aksi ini merupakan bentuk nyata yang dapat dilakukan guna mengurangi penggunaan kantong plastik yang dapat merusak lingkungan, apalagi selama Ramadhan terjadi peningkatan sampah plastik setiap tahunnya.

" Gerakan ini sudah mulai saya sosialisasi kepada teman-teman aktivis lainnya, saya berharap teman aktivis bisa menerapkan juga," lanjutnya.

Keutamaan Shalat Tarawih Malam 1-30 Ramadhan

Nizar mengatakan berbagai upaya sekecil apapun dalam mengurangi penggunaan plastik pasti akan berpengaruh terhadap lingkungan sekitar terutama rumah, mengingat saat ini sampah plastik menjadi satu diantara sampah yang sudah mencemari lingkungan bahkan merusak biota laut karena sulit terurai.

Nizar sendiri bukanlah orang baru dalam bidang lingkungan, ia sudah menjadi relawan dibidang lingkungan sejak tahun 2011 dan memulai aksi bersama temannya tahun 2013.

Memulai gerakan Senyum Kapuas (GSK) pada tahun 2013 bersama rekan sesama aktivis, Nizar merasa perlu adanya upaya nyata yang dilakukan oleh para kaum muda tentang pentingnya menjaga lingkungan terutama aliran sungai yang menjadi sumber kehidupan sehari-hari masyarakat.

" Saya merasa saat itu kenapa tidak ada aksi nyata generasi muda untuk menjaga Lingkungan, setelah melakukan perundingan kemudian kami memulai gerakan senyum Kapuas yang saat itu hanya sebuah aksi saja dalam rangka memperingati HUT kota Pontianak" jelas pria penyuka warna biru dan hitam ini.

Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved