Erlangga Sayangkan Luasnya Lahan Sawit di Sintang Belum Berkontribusi Turunkan Angka Kemiskinan
Erlangga berharap Pemda dapat melakukan inovasi untuk mendorong kehadiran perkebunan kelapa sawit ini mampu mensejahterakan masyarakat.
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Maudy Asri Gita Utami
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Kabupaten Sintang menempati urutan tiga luasan perkebunan di Kalbar setelah Kabupaten Ketapang dan Sanggau.
Akan tetapi, luasan sawit belum berdampak baik terhadap kemajuan desa dan penurunan angka kemiskinan.
"Di Kalimantan Barat itu luasan kebun kelapa sawit ada di Ketapang paling luas, menyusul Sanggau dan Sintang." kata Peneliti Muda Yayasan Madani Berkelanjutan, Erlangga saat mengisi diskusi online tetang sawit bersama Bupati Sintang, Jarot Winarno dan sejumlah narasumber lain belum lama ini.
"Saya sangat menyayangkan bahwa lahan sawit yang luas tetapi belum memberikan kontribusi yang baik bagi kemajuan desa dan penurunan angka kemiskinan," tambahnya.
• Hadiri Peletakan Batu Pertama Pabrik Kelapa Sawit, Effendi: Mengurangi Angka Pengangguran
Erlangga berharap Pemda dapat melakukan inovasi untuk mendorong kehadiran perkebunan kelapa sawit ini mampu mensejahterakan masyarakat.
Direktur Eksekutif Yayasan Madani Berkelanjutan, Teguh Surya menyampaikan dukunganya kepada Kabupaten Sintang dalam rangka pengembangan varietas lain selain sawit seperti kopi, kakao, teh atau yang lainnya.
Menurutnya, Sawit belum menjadi hal yang membanggakan dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani saat ini.
Resiko gagal lebih banyak dibebankan kepada petani.
“Kami juga berharap Pemkab Sintang terus melakukan evaluasi dan melakukan langkah penting jika ada masalah dalam hal perkebunan kelapa sawit ini."
"Kalau ISPO dijalankan dengan baik maka ekonomi masyarakat akan terjaga. Jaga agar jangan ada konversi hutan menjadi kebun sawit," sarannya.
Mansuetus Darto Sekretaris Jenderal Serikat Petani Kelapa Sawit menambahkan, merebaknya Covid-19 mengakibatkan permintaan akan sawit menurun dan menyebabkan harga TBS juga turun karena ada lockdown di pasar sawit Indonesia.
Sementara bagi petani sawit, biaya hidup semakin tinggi seiring kenaikan harga sembako.
"Biaya angkut TBS juga naik. Kami memberikan apresiasi semua langkah yang sudah dilaksanakan oleh Pemkab Sintang dalam menjaga sawit yang berkelanjutan seperti pembangunan Training Center di Desa Pelimping Kecamatan Kelam Permai yang sudah siap untuk melatih petani,” terang Mansuetus Darto. (*)
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak