Corona Masuk Indonesia

SISTEM Kekebalan Tubuh Bekerja Seperti Ini Saat Terinfeksi Virus Corona, Bisa Sembuh atau Parah?

Faktanya, sebagian besar kematian yang berhubungan dengan virus corona disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang rusak, bukan kerusakan...

Editor: Mirna Tribun
National Geographic Indonesia via PCMA
Ilustrasi - SISTEM Kekebalan Tubuh Bekerja Seperti Ini Saat Terinfeksi Virus Corona, Bisa Sembuh atau Parah? 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Setiap orang yang terinfeksi corona memiliki gejala yang berbeda-beda.

Hal ini karena dikarenakan setiap orang memiliki daya tahan atau tingkat imunitas tubuh yang berbeda.

Ada berbagai gejala yang akan dialami oleh pasien yang terinfeksi virus corona

Beberapa hanya mengalami pilek ringan, sementara yang lain harus dirawat di rumah sakit, bahkan mati karena paru-parunya meradang dan terisi cairan.

Sebaliknya, sejumlah kasus infeksi virus ini juga menunjukkan tidak adanya gejala apapun pada pasien yang dideteksi positif.

Lalu, bagaimana sesungguhnya jenis virus yang sama dapat menyebabkan orang yang terinfeksi muncul dengan gejala yang berbeda-beda bahkan tanpa gejala?

Para ilmuwan masih belum memahami secara keseluruhan tentang virus corona penyebab Covid-19.

Tetapi, salah satu yang bisa dikatakan adalah bahwa sistem kekebalan memainkan peran penting di sini.

Sistem ini lah yang akhirnya menentukan apakah pasien akan pulih atau meninggal.

Faktanya, sebagian besar kematian yang berhubungan dengan virus corona disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang rusak, bukan kerusakan yang disebabkan oleh virus itu sendiri.

AHLI Beberkan Lidah Bisa Deteksi Seseorang Terinfeksi Virus Corona

Jadi apa sebenarnya yang terjadi pada tubuh Anda ketika terinfeksi virus, dan siapa yang memiliki risiko terinfeksi lebih parah?

Saat diserang virus Mengutip dari Medium (24/3/2020), saat pertama kali terinfeksi, tubuh akan mengeluarkan pertahanan kekebalan bawaan standarnya sebagaimana menghadapi jenis virus apa pun.

Di sini terjadi pelepasan protein bernama interferon yang mengganggu kemampuan virus untuk bereplikasi di dalam sel-sel tubuh.

Interferon juga merekrut sel-sel kekebalan lain untuk datang dan menyerang virus agar tidak menyebar.

Idealnya, respons awal ini memungkinkan tubuh mendapatkan kendali atas infeksi dengan cepat, meskipun virus memiliki pertahanannya sendiri untuk menumpulkan atau melepaskan diri dari efek interferon.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved