Merasa Alami Gejala Virus Corona, Bisa Jadi Kena Gangguan Seperti Ini, Ada Negatif dan Positif
Di saat kita sedang mengalami situasi pandemi virus corona seperti sekarang, kecemasan berlebihan mudah menghampiri hidup kita.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Di saat kita sedang mengalami situasi pandemi virus corona seperti sekarang, kecemasan berlebihan mudah menghampiri hidup kita.
Kita seolah-olah mengalami gejala infeksi persis seperti yang dialami para pasien yang telah dinyatakan positif.
Dalam istilah medis kondisi seperti ini disebut dengan psikosomatis.
Psikosomatis seperti melansir Journal of Indian Academy of Oral Medicine and Radiology, merupakan suatu kondisi yang menyebabkan kita seolah merasakan gejala sakit fisik.
Ini terjadi karena adanya stres, depresi, dan kecemasan. Meskipun psikosomatis tidak menular secara fisik, penyakit ini menular secara emosional.
Melansir Psychology Today, riset 2012 yang dipimpin psikolog Michael Wheaton telah membuktikan, situasi pandemi dapat menciptakan gangguan kecemasan dan perubahan perilaku yang berimbas pada fisik kita.
Menurut peneliti, rasa cemas dalam merespon suatu penyakit bisa memiliki dampak positif pada perilaku manusia.
Sebaliknya, kecemasan berlebihan bisa menyebabkan stres dan perilaku keliru justru berdampak negatif pada hidup kita.
Perilaku keliru yang justru berdampak fatal pada diri sendiri, misalnya konsumsi obat pencegah infeksi berlebihan yang bisa menyebatkan resitan atau overdosis.
• Diproduksi Farmasi Swiss, Obat Ini Disebut Efektif Sembuhkan Covid-19 hingga 90 Persen
• Taiwan Gelar Latihan Perang Skala Besar Libatkan AU, AD dan AL, Siap Sambut Invasi China?
Selain itu, terlalu sering menonton atau membaca berita mengenai pandemi juga membuat diri kita seolah-olah mengalami penyakit tersebut.
Paparan informasi mengenai wabah atau pandemi yang berlebihan bisa membuat banyak orang melakukan self diagnosis atau diagnosis mandiri.
Hal ini akan memicu rasa takut dan membuat kita seolah-olah merasakan gejala penyakit tersebut.
Pencegahan Hal yang wajar jika kita merasa takut, cemas, dan sedih di tengah situasi pandemi.
Kabar baiknya, kita bisa mengontrol perasaan tersebut untuk membantu menjaga kesehatan mental kita agar tak mengalami gangguan psikosomatis.
Melansir laman Very Well Mind, berikut tips mengontrol emosi saat menghadapi pandemi:
1. Membaca berita dari sumber terpecaya Hindari sumber berita yang hanya mengundang ketakutan.
Sebaiknya, kita memilih sumber berita dari media atau laman kesehatan terpecaya yang memberikan cara tepat mengenai pencegahan atau perlindungan diri dari penyakit.
Selain itu, batasi akses berita yang memberitakan seberapa cepat suatu penyakit menyebar atau berapa banyak pertambahan pasien setiap harinya.
Terlalu banyak mengakses berita tersebut hanya meningkatkan kecemasan kita.
2. Fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan Selalu ada beberapa langkah yang dapat kita ambil untuk mengurangi risiko, seperti rajin mencuci tangan atau membatasi aktivitas di luar rumah.
Cara tersebut dapat membantu kita untuk fokus pada faktor-faktor yang bisa kita kendalikan.
Namun, pastikan langkah pencegahan yang kita ambil berasal daru sumber terpecaya. Banyak orang mengambil langkah pencegahan yang justru bisa berakibat fatal pada kesehatan.
Sebaiknya, kita tidak melakukan langkah pencegahan hanya karena terpengaruh orang lain tanpa sumber yang jelas.
3. Lakukan perawatan diri Perawatan diri yang baik juga membuat sistem kekebalan tubuh tetap kuat. Oleh karena itu, kita harus mengonsumsi makanan berigizi seimbang, tidur yang cukup, dan melakukan aktivitas yang menenangkan agar tetap sehat secara fisik dan mental.
Jika kesehatan mental kita mulai terganggu, sebaiknya kita segera mencari bantuan profesional.
Mengelola stres. Di tengah pandemi virus corona jenis baru seperti saat ini, banyak orang mulai merasa stres.
Padahal, stres dapat memengaruhi sistem imunitas tubuh manusia. Saat stres, tubuh akan memproduksi hormon kortisol dalam jumlah tinggi.
Akibatnya, tubuh mengalami peradangan yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Selain itu, stres juga dapat menurunkan kadar limfosit atau sel darah putih yang membantu melawan infeksi.
Semakin rendah tingkat limfosit, semakin tinggi risiko kita terkena virus.
Banyaknya informasi simpang siur mengenai penyebaran Covid-19 akan semakin mengundang ketakutan dan kecemasan.
Apalagi, himbauan untuk melakukan social distancing dan bekerja dari rumah demi mencegah
penyebaran virus juga turut berkontribusi pada stres. Untuk mengatasi hal ini, kita perlu melakukan manajemen stres.
Lalu, bagaimana melakukan manajemen stres di tengah pandemi virus Corona seperti saat ini?
Melansir laman Cleveland, psikolog klinis Amy Sullivan, memberikan 5 tips manajemen stres di tengah terjadinya pandemi:
1. Olahraga teratur Olahraga membantu melepaskan hormon endorfin yang mendorong perasaan bahagia dan meningkatkan suasana hati.
2. Terapkan diet sehat Stres dapat membuat keinginan untuk mengonsumsi makanan tak sehat menjadi meningkat.
3. Batasi akses media Selalu mendapatkan informasi yang akurat di tengah situasi genting memang sangat penting.
4. Tetap terhubung dengan orang lain Tetap terhubung dengan orang lain adalah kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial.
5. Tidur yang cukup Kurang tidur akan membuat diri kita semakin merasa stres. Oleh karena itu, pastikan pola tidur terjaga dengan baik untuk membantu kita agar tetap fokus pada pekerjaan dan emosi tetap stabil di tengah situasi genting.