Corona Masuk Indonesia

Kian Langka di Tengah Wabah Corona, Hand Sanitizer Ternyata Bisa Dibuat dari Tanaman di Sekitar Kita

Menurut Dhanang, carilah tumbuhan yang memiliki aroma spesifik, seperti daun jeruk, serai, lavender, sirih, sedap malam, kamboja, dan yang lainnya.

Editor: Dhita Mutiasari
Istockphoto/Janine Lamontagne
Kian Langka di Tengah Wabah Corona, Hand Sanitizer Ternyata Bisa Dibuat dari Tanaman di Sekitar Kita 

Kian Langka di Tengah Wabah Corona, Hand Sanitizer Ternyata Bisa Dibuat dari Tanaman di Sekitar Kita

Pandemi virus corona atau covid-19 di Tanah air kini semakin meluas.

Hal ini mengakibatkan masker, hand sanitizer, dan alkohol sulit dicari.

Sejak diumumkan pertama kali pada Senin (2/3) lalu oleh Presiden Jokowi, kasus COVID-19 semakin meningkat.

Hingga Kamis (19/3), jumlah kasus mencapai 227, dengan kematian 19 orang dan pasien sembuh 11 orang.

Mulai dari WHO hingga pemerintah Indonesia, menyarankan kita menjaga kebersihan diri untuk menghindari penularan virus corona.

TERUNGKAP Cara Sistem Kekebalan Tubuh Perangi Virus Corona, Ilmuwan Australia Beri Penjelasan

Salah duanya dengan rajin cuci tangan dan menggunakan hand sanitizer atau penyanitasi tangan.

Akibatnya, permintaan akan penyanitasi tangan pun meningkat sehingga sulit ditemukan di pasaran.

Meski begitu, jangan khawatir karena pembersih tangan ini bisa kita buat sendiri di rumah.

Dhanang Puspita, ahli biologi dari Universitas Kristen Satya Wacana, mengatakan bahwa membuat hand sanitizer bisa dilakukan dengan memanfaatkan bahan-bahan alami di sekitar kita. 

"Nenek moyang kita sudah mengajarkan membuat sanitizer atau antiseptik sejak dulu. Kalau kita lihat di film-film, saat tokoh terluka, mereka mencari daun-daunan kemudian dikunyah atau ditumbuk sebelum dioleskan pada luka. Dengan kata lain, di dalam tumbuhan ada senyawa bioaktif yang dapat mencegah infeksi kuman penyakit," papar Dhanang. 

Jumlah Kematian Akibat Virus Corona di Indonesia Kian Bertambah Per Kamis (19/3/2020) Jam 12.00 WIB

Lalu tanaman apa yang bisa kita gunakan untuk membuat hand sanitizer?

Menurut Dhanang, carilah tumbuhan yang memiliki aroma spesifik, seperti daun jeruk, serai, lavender, sirih, sedap malam, kamboja, dan yang lainnya.

Jika sudah menemukan tanaman tersebut, ini langkah-langkah yang bisa dilakukan:

1. Cuci bersih tanaman, jangan sampai ada kotoran yang menempel

2. Iris tanaman kecil-kecil. Tujuannya untuk memperluas permukaan agar mereka dapat dengan mudah mengeluarkan senyawa bioaktif.

3. Untuk melarutkan senyawa bioaktif dapat menggunakan air. Agar lebih maksimal, gunakan air panas. Letakkan tanaman di dalam wadah air panas, kemudian dikukus. Jangan direbus karena itu akan mengurangi banyak senyawa akibat paparan panas yang tinggi. Lakukan pengukusan selama 15 menit.

4. Saring hasil pengukusan untuk mendapatkan ekstrak murni. 

5. Tanaman tidak bisa bekerja sendiri melawan mikrob. Tambahkan alkohol sekitar 30%. Dan jika Anda memiliki trikolasan, tambahkan 1,5-2%. Alkohol dan triklosan berfungsi untuk menyerang mikrob agar diding selnya rusak.

6. Tambahkan juga ekstrak lidah buaya sebanyak 10%. Lidah buaya berguna untuk mengentalkan cairan sehingga memudahkan kita untuk mengusap dan meratakannya di tangan. 

Itulah cara-cara yang bisa dilakukan untuk membuat hand sanitizer dari bahan-bahan alami yang mudah ditemukan di sekeliling kita. Selamat mencoba!

Membuat Hand Sanitizer Versi WHO

Semenjak wabah corona merebak di Indonesia, hand sanitizer menjadi satu barang yang dicari.

Melansir dari situs resmi who.int, Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) merekomendasikan formulasi pembuatan handrub.

Handrub merupakan cairan, gel, atau busa yang mengandung alkohol.

Handrub dirancang untuk diaplikasikan pada tangan untuk menonaktifkan mikroorganisme dan atau untuk menekan sementara pertumbuhannya.

Panduan dari WHO terbagi menjadi dua. Berikut informasinya:

1. Panduan untuk produksi lokal

Bahan yang dibutuhkan untuk memproduksi dalam jumlah sedikit.

- Reagen atau pereaksi kimia untuk formulasi 1:

a. Etanol 96 persen

b. Hidrogen peroksida 3 persen

c. Gliserol 98 persen

d. Distilasi steril atau air mendidih yang sudah dingin

- Reagen atau pereaksi kimia untuk formulasi 2:

a. Isopropil alkohol 99,8 persen

b. Hidrogen peroksida 3 persen

c. Gliserol 98 persen

d. Distilasi steril atau air mendidih yang sudah dingin

1. Selain itu, berikut alat-alat yang dibutuhkan.

2. Botol kaca atau plastik berkapasitas 10 liter dengan sumbat ulir.

3. Tangki plastik 50 liter polyethylene (lebih disarankan polypropylene atau kepadatan tinggi), tembus pandang agar tingkat cairannya terlihat.

4. Tangki stainless steel dengan kapasitas 80-100 liter.

5. Tangki stainless steel berkapasitas 80-10 liter dengan tutup.

6. Tongkat kayu, plastik, atau logam untuk mencampur.

7. Tabung ukur silinder.

8. Gelas takar, corong plastik atau logam.

9. Botol plastik dengan tutup anti bocor berukuran 100 ml dan botol atau gelas plastik dengan sekrup berkapasitas 500 ml.

Tiga buah alkoholmeter, skala suhu di bagian bawah dan konsentrasi etanol (persentase v/v) di bagian atas.

Sebagai catatan:

- Gliserol digunakan sebagai humektan, tapi emolien lain dapat digunakan untuk perawatan kulit asalkan tersedia dan larut dalam air dan alkohol, serta tidak menambah toksisitas atau mempromosikan alergi.

- Hidrogen peroksida digunakan untuk menonaktifkan bakteri yang terkontaminasi spora dalam larutan dan bukan zat aktif untuk antisepsis tangan.

- Aditif lebih lanjut untuk kedua formulasi harus jelas diberi label dan tidak beracun jika tertelan secara tidak sengaja.

- Pewarna dapat ditambahkan untuk memungkinkan diferensiasi dari cairan lain, namun jangan menambah toksisitas, meningkatkan alergi, atau mengganggu sifat antrimikroba. Penambahan pewangi atau perwarna tidak direkomendasikan karena risiko reaksi alergi.

Cara

Berikut cara pembuatan 10 liter handrub sesuai rekomendasi WHO:

1. Siapkan gelas atau botol plastik sumbar ulir berkapasitas 10 liter.

2. Jumlah produk yang disarankan:

Formulasi

1: Etanol 96 persen sebanyak 8.333 ml Hidrogen peroksida 3 persen sebanyak 417 ml Gliserol 98 persen sebanyak 145 ml Formulasi

2: Isopropil alkohol 99,8 persen sebanyak 7.515 ml Hidrogen peroksida 3 persen sebanyak 417 ml Gliserol 98 persen sebanyak 145 ml

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut ini:

1. Alkohol sesuai formula dituangkan ke dalam botol atau tangki besar.

2. Tambahkan hidrogen peroksida dengan tabung ukur silinder.

3. Tambahkan gliserol menggunakan pengukur silinder. Gliserol yang sangat kental dan menempel pada dinding tabung ukur harus dibilas dengan air steril atau air rebusan yang sudah dingin, dan kosongkan ke dalam botol atau tangki.

4. Penuhi botol atau tangki hingga 10 liter, tandai dengan suling steril atau air matang dingin.

5. Setelah itu, tutup tangki atau botol sesegera mungkin untuk mencegah penguapan.

6. Campur dengan menggoyangkan botol atau tangki dengan lembut, di mana sesuai atau dengan menggunakan sebuah dayung.

7. Segera masukkan ke wadah akhir (plastik atau botol 500 ml, 100 ml) dan diamkan selama 72 jam sebelum digunakan.

Produk akhir

Formulasi 1:

Konsentrasi akhir - Etanol 80 persen (v/v) - Gliserol 1,45 persen (v/v) - Hidrogen peroksida 0,125 persen (v/v)

Formulasi 2:

Konsentrasi akhir - Isopropil alkohol 75 persen (v,v) - Gliserol 1,45 persen (v,v) - Hidrogen peroksida 0,125 persen (v,v)

Pengontrolan kualitas Berikut sejumlah poin mengenai kualitas kontrol sesuai panduan WHO.

1. Analisis pra-produksi harus dilakukan setiap kali sertifikat analisis tidak tersedia untuk menjamin titrasi alkohol (misalnya produksi lokal).

Verifikasi konsentrasi alkohol dengan pengukur alkohol dan melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk volume dalam formulasi persiapan mendapatkan final konsentrasi yang direkomendasikan.

2. Analisis pasca-produksi wajib jika etanol atau larutan isopropanol adalah bekas.

Gunakan pengukur alkohol untuk mengontrol konsentrasi final alkohol.

Yang diterima batas harus diperbaiki hingga kurang lebih 5 persen dari target konsentrasi (75–85 persen untuk etanol).

3. Pengukur alkohol yang ditunjukkan pada informasi ini, untuk digunakan dengan etanol.

Jika digunakan untuk mengontrol larutan isopropanol, larutan 75 persen akan tampilkan 77 persen (kurang lebih 1 persen) pada skala 25 derajat celcius.

Fasilitas produksi dan penyimpanan:

- Fasilitas produksi dan penyimpanan idealnya ber-AC atau kamar dingin. Tidak ada api atau tidak ada aktivitas merokok di area ini.

- Formulasi handrub yang direkomendasikan WHO tidak boleh diproduksi dalam jumlah melebihi 50 liter secara lokal.

- Karena etanol yang tidak diencerkan sangat mudah terbakar dan dapat menyala suhu serendah 10 derajat celcius, fasilitas produksi harus langsung mengencerkan ke konsentrasi yang disebutkan di atas.

Titik nyala etanol 80 persen dan isopropil alkohol 75 persen adalah masing-masing 17,5 derajat celcius dan 19 derajat celcius.

- Panduan keselamatan nasional dan persyaratan hukum setempat harus dipatuhi penyimpanan bahan dan produk akhir.

Sebagian Artikel ini telah tayang di Nationalgeographic.co.id dengan judul "Membuat Hand Sanitizer dari Tanaman di Sekitar Kita, Begini Caranya"

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved