Corona Masuk Indonesia
UPDATE Sekeluarga Diisolasi di RS Singkawang, Ambil Sampel Lendir Tenggorokan! Barita: Sudah Membaik
Ruchanihadi mengatakan pasien yang dirawat masih dalam pengawasan sehingga masyarakat tidak perlu panik maupun khawatir.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Marlen Sitinjak
"Setelah hasilnya keluar kita baru tahu dia positif apa negatif," tuturnya.
Didi menjelaskan, keluhan gejala mereka alami setelah 10 hari setelah pulang dari Seoul, Korea Selatan (Korsel) dimana hari ini merupakan hari ke-11.
"Masih ada tiga hari ke depan, paling ndak tiga hari atau minim sampai menunggu hasil positif tidaknya dari laboratorium," katanya.
Meski mereka telah sembuh, RSUD dr Abdul Aziz akan tetap menunggu hasil laboratorium dahulu untuk kepastiannya.
Didi sendiri ingin mendapat hasil dengan cepat setelah sampel dahak di tenggorokan di antar ke Jakarta.
• PASIEN Positif Virus Corona Bantah Sejumlah Penyataan Tak Akurat Pemerintah, Berikut Rangkumannya
"Hari ini kita masih menunggu dari provinsi untuk pengambilan sampel baru dibawa ke Jakarta baru menunggu hasil," tuturnya.
Ruchanihadi mengatakan pasien yang dirawat masih dalam pengawasan sehingga masyarakat tidak perlu panik maupun khawatir.
"Ini masih dalam pengawasan, jadi belum positif corona," jelasnya.
Didi memastikan pasien telah mendapatkan perawatan seperti yang seharusnya, bahkan langkah-langkah pengobatan pun telah dilakukan.
Ia mengimbau masyarakat untuk menjaga stamina masing-masing dengan beristirahat yang cukup serta mencuci tangan setelah beraktivitas dengan rutin.
Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Singkawang dr Barita Ompusunggu mengatakan dari empat orang yang dirujuk dari Kabupaten Bengkayang, hanya satu yang sakit yakni anak berusia lima tahun.
Sementara orangtua dan saudaranya tidak memiliki gejala apa pun.
"Dia menderita demam batuk dan pilek karena kebetulan mereka baru pulang dari Korea Selatan sekitar 11 hari yang lalu maka masih dalam masa pengawasan," katanya ditemui di ruang kerja, Kamis.
Barita menjelaskan, alasan keempatnya dirawat di ruang isolasi karena orangtua bersama kedua anaknya berangkat ke Korea Selatan bersama-sama dan tinggal satu rumah.
Mereka juga masuk ke daerah yang berisiko dimana Korea Selatan merupakan negara kedua jumlah terjangkit virus corona sesudah Wuhan, Tiongkok.