Human Interest Story
Kisah Pilu Bapak dan Anak Pengidap Kanker untuk Dapatkan Masker di Tengah Merebaknya Virus Corona
Bahkan bahan makanan pokok juga ikutan diborong sebagai persiapan dari rasa panik yang muncul di masyarakat.
Biasanya ia mendapatkan masker dari distributor di Pontianak dan pembeliannya satu kotak.
"Biasanya satu kotak saya belinya karena kami juga buka toko ATK di sini. Namun sekarang saya tanya stoknya sudah kosong," katanya.
Kelangkaan ini semakin diperparah dengan melonjaknya harga masker tersebut di pasaran hingga 400-an persen.
"Biasanya satu kotak itu Rp 23.000 hingga Rp 40.000 tergantung jenisnya. Sekarang saat saya lihat di online sudah mencapai Rp 220.000 perkotaknya," lanjutnya.
Akhirnya iapun kesulitan memperoleh masker dan mencoba memposting kondisinya tersebut.
"Saya coba posting kondisi ini ke media sosial, beruntung ada kawan-kawan yang melihat dan membantu memberikan masker," tuturnya.
Ia berharap kondisi seperti ini dapat segera tertangani, tidak hanya bagi dirinya yang mengidap kanker tetapi juga masyarakat lain yang membutuhkan.
"Saya harap pemerintah bisa memperhatikan ini, selain harganya melonjak tinggi juga langka. Kasihan juga kawan-kawan kita yang memang membutuhkan, termasuk pengendara kendaraan bermotor yang biasa menggunakan masker," pungkasnya. (*)