Wabah Virus Corona Berdampak pada Pertumbuhan Ekonomi, Asperindo: Barang Impor Turun 30%

Seperti diketahui pada 2018-2019 Indonesia memang booming dengan belanja online, dan sebagian besar masuk dari Tiongkok.

Editor: Jamadin
Shutterstock
Ilustrasi 

PONTIANAK - Merebaknya virus corona berdampak pada pertumbuhan ekonomi, termasuk pada industri jasa pengiriman terutama barang impor yang menurun hingga 30 persen.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua DPP Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) Budi Paryanto berharap pemerintah daerah bisa mendorong UMKM untuk mencegah penurunan ekonomi.

"Kita mencatat 30% penurunan kiriman barang impor, imbas virus corona terutama dari daerah Cina, karena memang sebagian besar dari sana," ujarnya usai Musyawarah Wilayah (Muswil) Asperindo Kalbar ke-5 di Hotel Mercure, Sabtu (29/2/2020).

Terkait kondisi ini memang tidak banyak yang bisa dilakukan, pelaku usaha jasa pengiriman, sebab ini merupakan kebijakan bersifat global.

Seperti diketahui pada 2018-2019 Indonesia memang booming dengan belanja online, dan sebagian besar masuk dari Tiongkok.

Sutarmidji Meradang, 20 Warga Pontianak Berlibur di Korea Saat Wabah Corona & Ancam Isolasi 14 Hari

"Barang-barang e-Commerce ini kebanyakan masukannya dari Cina. Dengan adanya kebijakan Cina yang melarang barang ini keluar atau sebaliknya kita menolak barang itu masuk, tentu dampaknya sangat luar biasa. 30 persen dalam catatan kami penurunanya, yang itu seharusnya menjadi potensial income oleh anggota kami," ujarnya.

Ia mengatakan kondisi ini tentunya akan normal kembali ketika virus corona ini sudah bisa diatasi.

"Persoalannya kita tidak tahu virus corona ini sampai kapan merebaknya," ujarnya.
Maka menurutnya kedepan yang menjadi tantangan, bagaimana pemerintah menumbuhkan kembangkan produk UMKM dalam negeri.

"Saya kira itu yang terbaik, dan ini perlu dukungan sangat kuat dari, pemerintah untuk kemudian UMKM kita yang sebetulnya bisa menjadi, potensi produsen di daerah, yang nanti lalu lintasnya menjadi potensial income bagi kami," ujarnya.

Kondisi virus corona menambah panjang tantangan dan persoalan yang dihadapi pelaku usaha jasa pengiriman, hingga berbuntut tutupnya sejumlah perusahaan termasuk di Kalbar.

"Ini sebuah tantangan dari kondisi global yang memang kurang menguntungkan. Kondisinya memang secara makro ekonomi, kita ada pelemahan, terutama semester satu 2020. Imbasnya nanti sampai pertengahan tahun, akan terasa sekali," ujarnya

Kepala Dinas Kominfo Kalbar Sukaliman mengatakan tak dipungkiri pertumbuhan ekonomi sedang terganggu oleh virus corona. Pemerintah memang telah berupaya meningkatkan pengamanan dan kewaspadaan di pintu-pintu masuk mencegah virus masuk ke Kalbar.

"Tetap bersabar, mudah-mudahan ini segera pulih kembali," ujarnya.

Sukaliman mengungkapkan pemerintah daerah tentunya siap bersinergis bersama Asperindo Kalbar karena memiliki tujuan yang sama yakni meningkatkan perekonomian Kalimantan Barat.

"Yang pasti visinya searah, sama-sama meningkatkan perekonomian, mudahan bisa sampai diujung RPJM target 5,7 persen pertumbuhan ekonomi Kalbar bisa tercapai. Artinya disitu kita bisa menyerap tenaga kerja, menurunkan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan," ujarnya.

Angeline: Kelangkaan Pupuk Sebabkan Hasil Panen Petani tak Maksimal

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved