HUKUM Puasa Rajab, Apakah Sunnah atau Bid'ah? Berikut Dalil dan Penjelasannya
Sebagian orang mempermasalahkan hukum puasa Rajab. Bahkan ada yang mengatakan bid’ah karena tidak ada dalil spesifik yang membolehkannya.
Dikutip dari Islami.co, adapun niat puasa pada bulan Rajab jika diniatkan pada malam hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَادٍ فِي شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلّهِ تَعَالى
Nawaitu Shouma Ghodin Fii Syahri Rajaba Sunnatan Lillaahi Ta’aalaa.
Artinya: "Saya niat puasa esok hari di bulan Rajab sunah karena Allah Ta’ala."
Jika niatnya pada pagi hari maka sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلّهِ تَعَالى
Nawaitu Shouma Syahri Rajaba Sunnatan Lillaahi Ta’aalaa.
Artinya: "Saya niat puasa bulan Rajab sunah karena Allah Ta’ala."
Nabi juga menganjurkan untuk berpuasa pada bulan haram (bulan mulia) sebagaimana diriwayatkan dari Mujibah al-Bahukuyah, Rasulullah bersabda "Puasalah pada bulan-bulan haram," Riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad.
Usamah pernah berkata pada Nabi Muhammad SAW, "Wahai Rasulallah, saya tak melihat Rasul melakukan puasa (sunah) sebanyak yang Rasul lakukan dalam bulan Sya'ban," Rasul menjawab: "Bulan Sya'ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadhan yang dilupakan oleh kebanyakan orang," (Riwayat al-Nasa'i dan Abu Dawud, disahihkan oleh Ibnu Huzaimah).
Keutamaan berpuasa pada bulan haram juga diriwayatkan dalam hadis Muslim yang hukumnya sahih.
Bahkan berpuasa dalam bulan mulia disebut Rasulullah sebagai puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan.
Berikut beberapa amalan untuk menambah pahala yang bisa dilakukan bebarengan dengan puasa Rajab yang Tribunnews kutip dari dakwahuii.com:
1. Perbanyak Sayyidul Istighfar
Umat muslim dianjurkan untuk banyak memohon ampun atas dosa-dosanya.