Human Interest Story
EKSOTISME Tatung Cap Go Meh Singkawang dan Turis Cantik, Kebal Tanpa Cucuran Darah & Kisah 7 Saudara
Para Tatung menggosokkan parang maupun golok gulai dari kaki, tangan, badan, leher, telinga, wajah hingga lidah yang membuat ngilu.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Rizky Zulham
Di Tiongkok, tradisi tatung sudah punah, sementara daerah-daerah di Indonesia yang masih memiliki tradisi ini adalah Kalimantan Barat dan Bangka Belitung.
Di antara ratusan Tatung tersebut beberapa menusukkan besi ke area wajah seperti pipi, telinga dan bibir.
Besi yang ditancapkan menembus kulit wajah tersebut diselipkan gantungan mulai dari yang kecil hingga besar.
Bahkan ada yang menggantung sepeda sehingga harus dibantu kru lain untuk membawanya.
Tak hanya besi tajam yang menembus kulit.
Para Tatung juga melakukan atraksi dengan duduk dan melompat-lompat di atas tombak, parang maupun paku yang menjadi tumpuan mereka saat menaiki tandu.
Para Tatung juga menggosokkan parang maupun golok pada sekujur tubuh.
Mulai dari kaki, tangan, badan, leher, telinga, wajah hingga lidah yang membuat ngilu bagi siapa saja yang menyaksikan.
Namun anehnya tak ada sedikit pun cucuran darah dari luka benda tajam.
Eksotisnya gaya penampilan dan atraksi para Tatung membuat decak kagum bagi siapa saja yang menyaksikannya.
Merujuk kamus besar bahasa Indonesia, eksotis atau eksotisme memiliki arti memiliki daya tarik, istimewa, aneh dan luar biasa.
Tak hanya bagi turis domestik, turis mancanegara yang hadir menonton merasakan kesenangan yang luar biasa.
Satu di antaranya turis mancanegara asal Korea Selatan, Ping Kim.
"Beautiful (indah_red)," katanya.
Mengenakan topi dan baju Cap Go Meh Singkawang 2020, wanita berparas cantik ini terlihat imut saat mengabadikan momen dengan kamera ponselnya.