GELIAT Pekerja Seks Komersial di Kepanikan Virus Corona Demi Tetap Dapat Pelanggan | PSKnya Diskon
Menurutnya, 'bisnis'nya itu merosot lebih dari 50% dalam dua minggu terakir sejak histeria virus corona melanda seluruh dunia.
Banyak dari mereka yang terpaksa menawarkan layanannya dengan potongan harga besar.
• OBAT Virus Corona, Ahli Kesehatan China Anjurkan Kombinasi Obat HIV & Flu Ini untuk Hambat 2019-nCoV
Tak hanya memangkas harga, mereka juga mengedit kewarganegaraan mereka dalam iklan online dan mengaku sebagai orang Korea atau Jepang.
Seorang wanita Tiongkok ini mengaku mengubah kewarganegaraanya di iklan daringnya.
Dia juga memangkas tarifnya dari 180 dollar AS (Rp2,4 juta), didiskon menjadi setengahnya.
Yakni hanya 90 dollar AS (Rp1,2 juta).
Menurutnya, bisnisnya itu merosot lebih dari 50% dalam dua minggu terakir sejak histeria virus corona melanda seluruh dunia.
"Bisnis saya menurun, sebelumnya tidak pernah seburuk ini," katanya kepada NZHerald.
"Padahal saya tidak pernah menyebutkan bahwa saya orang Tionghoa, karena itu saya juga harus menawarkan diskon besar, tetapi klien menghindari kami," tambahnya.
"Seolah-olah kami ada virusnya," sambungnya.
• VIRUS Corona Meluas, Bandara Soekarno-Hatta Resmi Tutup Penerbangan Rute China | 143 Penerbangan
Mereka sebagian besar adalah penduduk Selandia Baru dari etnis Tionghoa, tetapi mereka belum mengunjungi China selama 8 tahun.
Tetapi klien memandangnya sebagai "tidak berbeda dengan mereka yang berada di Wuhan."
Mayoritas warga negara asing yang bekerja secara ilegal di industri esek-esek Selandia Baru diyakini orang Cina.
Hanya warga negara dan penduduk Selandia Baru yang diizinkan secara hukum untuk menjadi PSK.
Tetapi para migran dengan visa temporer sering mengiklankan bahwa mereka adalah orang asing dan hanya di sana untuk waktu singkat untuk memohon klien yang menginginkan hal baru, meskipun ilegal.
• Berapa Lama Waktu Virus Corona Bertahan Pada Media Terkontaminasi? Ini Penjelasan Ahli
Pekerja seks anonim mengatakan mereka yang ada di industri telah berhenti mengiklankan diri mereka sebagai pendatang baru, karena ketakutan terhadap virus corona.