Untan Siap Ambil Peran Untuk Perwujudan Desa Mandiri di Kalbar
Kira-kira nanti Untan mengambil porsi mana dan itu akan terus di dorong mungkin dari sisi pendidikan dan kesehatan dan giat ekonomi desa
Penulis: Anggita Putri | Editor: Jamadin
PONTIANAK - Rektor Universitas Tanjungpura, Garuda Wiko mengapresiasi dengan program yang dilakukan oleh gubernur dan pencapaiannya luar biasa di tahun 2019 sudah bisa mencapai 87 desa mandiri di Kalbar.
Ia mengatakan dari perguruan tinggi tentu mengapresiasi dan siap ikut berperan.
Sejauh ini Untan sudah punya 87 ribu alumni dan tiap tahun melakukan wisuda .
“Kita harap dalam kontek ini bisa mempersiapkan lulusan yang dapat membantu Pemprov Kalbar dalam mewujudkan desa mandiri misalnya pengembangan Bumdes yang mungkin akan memerlukan dibidang managerial bagaimana community development mungkin butuh jurusan Fisipol dan kesehatan kita punya kedokteran, serta lainnya ,” ujar Garuda Wiko, Rabu (22/1/2020).
Untan juga akan mendukung dengan pengabdian masyarakat dengan tematik baik dosen maupun mahasiswa dan berkonsentrasi pada 52 indikator desa mandiri.
• Kamaruzaman: Pemprov Kalbar Targetkan 138 Desa Mandiri Tahun 2020
“Kira-kira nanti Untan mengambil porsi mana dan itu akan terus di dorong mungkin dari sisi pendidikan dan kesehatan dan giat ekonomi desa,” ujar Garuda Wiko.
Ia melihat untuk evaluasi di 2019 untuk perwujudan desa mandiri kedepan bisa terus memperkuat kolaborasi dan hal ini harus dilakukan bersama tentu dibawah pimpinan gubernur Kalbar.
Harus Fokus
Akademisi FISIP Untan, Dr Herlan mengatakan seharusnya Pemprov Kalbar tidak hanya fokus pada pencapaian Desa Mandiri saja, tapi juga bagaimana mengurangi status desa sangat tertinggal dan tertinggal untuk naik status.
Ia mengatakan Desa Mandiri ini merupakan program Presiden pada masa Jokowi-JK sejak tahun 2015-2019 dan sudah memganggarkan dana desa sampai terakhir mencapai 113 T disiapkan .
Tujuannya tidak lain salah satunya untuk mengurangi desa tertinggal sampai 5ribu desa dan meningkatkan desa mandiri sedikitnya 2000 desa pada tahun 2019.

Ia melihat ternyata fakta di lapangan yang diharapkan, hanya 834 desa mandiri saja yang ada di seluruh Indonesia, artinya tahun 2019 target tidak tercapai dari dana yang cukup besar yang sudah dikeluarkan.
“Kita melihat kalbar memang termasuk sangat hebat dalam hal menciptakan desa mandiri, sebanyak 87 desa. Kita apresiasi sekali, namun yang perlu diingat, jangan hanya memikirkan untuk bagaimana menjadi desa mandiri, tapi bagaimana mengurangi desa sangat tertinggal dan tertinggal, paling tidak meningkat menjadi desa berkembang atau maju, itu harus menjadi perhatian. Kan dana desanya juga sama,” ujarnya, Rabu (22/1/2020).
Karena itu fokusnya tidak hanya tahun 2020 itu menargetkan 138 desa di Kalbar menjadi desa mandiri. Tapi juga bagaimana mengungari desa tertinggal dan sangat tertinggal, target itu juga harus terlihat.
Menurut dia tidak sulit meningkatkan status desa tertinggal dan sangat tertinggal, sejauh program pemerintah betul-betul sesuai, ditambah dengan dana desa harus digunakan seoptimal mungkin.
• Jadi Korban Kebakaran, Supriyadi Alami Kerugian Ratusan Juta
“Karena selama inikan masalah klasiknya dana, sekarang anggaran sudah banyak. Hanya tinggal bagaimana kemampuan dari pimpinan desa kecamatan pemkab maupun pemprov memfokuskan bahwa desa mereka itu bisa diangkat. Sekarang kita punya target desa mandiri, jadi harus ada juga target desa tertinggal dan sangat tertinggal’” jelasnya.
Di Kalbar saat ini Desa sangat tertinggaal sekarang sebanyak 208 desa, desa tertinggal itu 781 desa.
“Kalau memang ingin menjadi sebuah bangsa kita ingin maju, memang harus dimulai membangun dari desa. paradigma itu yang harus ditanamkan, janga sampai masih ada anggapan desa itu kolot, harus diubah desa sebagai wadah bagi kegiatan pembangunan,” jelasnya.
Ia mengatakan mindset atau cara berpikir terkait konsep desa harus diubah. Kedepan bagaimana membuat desa atau sebuah daerah yang aman nyaman dan harmonis, serta mampu menggali potensi untuk modal membangun.
“Ada beberapa daerah dengan dana desa, PAD malah bertambah karena optimal menggunakan dana desa. Di Kalbar ini kan masih banyak belum dirambah potensi apa yang belum disasar untuk dijadi PAD," pungkasnya.