SOSOK Febri Diansyah Jubir KPK yang Mengundurkan Diri, Bentuk Respons Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron?
Di halaman Gedung Merah Putih KPK, sambil memegang mikrofon berwarna hitam, Febri mengatakan tugasnya telah selesai.
Ia menjelaskan memang ada perubahan dalam Peraturan KPK No 1/2015 yang kemudian menjadi Peraturan KPK No 3/2018 yang salah satunya memisahkan jabatan Kabiro Humas KPK dengan juru bicara.
Akhirnya, pada Kamis (26/12/2019), Febri pamit.
"Saya akan fokus dan lebih maksimal menjalankan tugas sebagai Kepala Biro Humas. Interaksi kita masih ada, tapi dalam konteks yang berbeda," ujarnya.
Ketua KPK Merespons Ketua KPK Firli Bahuri tidak sepakat dengan pengunduran diri Febri.
Sebab, menurut Firli, jabatan Juru Bicara KPK memang kosong. "Kata siapa mundur?" ujar Firli di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (26/12).
"Sebenarnya bukan mundur, memang Jubir itu kosong. Itu saja, enggak ada mundur," kata dia.
Selanjutnya, pada Januari 2020, KPK akan melakukan lelang jabatan untuk mengisi posisi-posisi yang kosong.
"Rencananya (lelang terbuka) secepatnya, supaya kemudian cepat diisi. Kami harapkan tidak lebih dari pertengahan Januari 2020 kita sampaikan secara terbuka," kata Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron, Kamis (26/12/2019).
Sosok Febri Diansyah
Febri Diansyah lahir di Padang, Sumatra Barat, 8 Februari 1983 silam.
Ia adalah seorang aktivis anti-korupsi Indonesia. Ia menjabat sebagai Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Biro Humas) Komisi Pemberantasan Korupsi atau yang lebih dikenal sebagai Juru Bicara KPK sejak 6 Desember 2016.
Dikutip dari Wikipedia, pria tamatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada tahun 2007 ini sebelumnya aktif di LSM yang bergerak di bidang pemantauan pemberantasan korupsi yaitu Indonesia Corruption Watch (ICW).
Ia ditempatkan dibagian program monitoring hukum dan peradilan, dengan tugas memantau jalannya proses peradilan kasus-kasus korupsi di Indonesia.
Ia juga aktif menulis dibeberapa media nasional seperti Kompas dan lainnya.
Dengan aktivitasnya di ICW dan tulisan-tulisannya yang tajam di media cetak serta pernyataan-pernyatannya dalam talk show di media elektronik, ia dipandang sebagai salah seorang tokoh muda anti korupsi di Indonesia.