Mahasiswa Gantung Diri

WHO Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Kasus Bunuh Diri, Penyebab Kematian Tertinggi Kedua Generasi Muda

Angka tersebut menjadikan bunuh diri menjadi penyebab kematian nomor dua di antara orang muda berusia 15-29 tahun.

Editor: Ishak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA/KOLASE/NET
MAHASISWA Untan Tewas Tergantung di Kamar Kos, WHO Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Kasus Bunuh Diri  

PONTIANAK - World Health Organization (WHO) alias Organisasi Kesehatan Dunia mengungkapkan sebuah fakta mencengangkang terkait bunuh diri.

Dalam rilis terbaru, WHO mengungkapkan bahwa rata-rata satu orang tewas akibat bunuh diri di dunia setiap 40 detik.

Hal tersebut berdasarkan angka total jumlah orang yang melakukan bunuh diri setiap tahunnya, menurut data yang dimiliki organisasi itu.

Informasi terkait itupun dituangkan dalam laporan WHO yang diterbitkan di laman resminya per 09 September 2019 lalu.

The Independent, dikutip dari Kompas.com, juga mengungkapkan bahwa setiap tahunnya ada hampir 800.000 kasus kematian akibat bunuh diri di seluruh dunia, menurut laporan WHO tersebut. 

AYAH Brutal Bunuh Anak Kandung Umur 5 Tahun Lalu Nekat Bunuh Diri Dipicu Motif Kasus Perceraian

Angka tersebut menjadikan bunuh diri menjadi penyebab kematian nomor dua di antara orang muda berusia 15-29 tahun.

Penyebab pertama adalah kecelakaan lalu lintas.

Menurut WHO, hal ini menunjukkan bahwa masih ada pekerjaan yang harus dilakukan negara-negara di dunia untuk mencegah kematian akibat bunuh diri.

WHO menyebut bunuh diri sebagai "fenomena global" yang mempengaruhi seluruh negara di dunia, sehingga setiap negara harus membantu untuk menerapkan taktik pencegahannya.

"Meski ada penurunan dalam angka kasus bunuh diri, namun tetap masih ada satu orang di dunia yang tewas setiap 40 detik karena bunuh diri."

"Setiap kematian merupakan tragedi bagi keluarga, kerabat, teman, juga rekan. Namun bunuh diri bisa dicegah," kata direktur jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, kepada The Independent.

"Kami menyerukan kepada seluruh negara untuk memasukkan rencana pencegahan tindak bunuh diri, yang terbukti ke dalam program kesehatan dan pendidikan nasional secara berkelanjutan," tambahnya. 

Aida Saskia Siarkan Langsung Percobaan Bunuh Diri di Instagram, Sempat Curhat Sedih Tentang Kematian

Meskipun jumlah negara dengan strategi pencegahan bunuh diri nasional telah meningkat dalam lima tahun terakhir, menurut WHO angka itu baru mencakup 38 negara dan itu merupakan jumlah "terlalu sedikit".

Laporan baru, yang diterbitkan WHO, pada Senin (9/9/2019), atau sehari sebelum Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia pada 10 September itu juga menemukan bahwa negara-negara dengan pendapatan tinggi memiliki tingkat bunuh diri tertinggi antara 2010 dan 2016.

"Sementara 79 persen kasus bunuh diri di dunia terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, negara-negara berpenghasilan tinggi juga memiliki tingkat bunuh diri tertinggi yaitu 11,5 per 100.000 orang," tulis laporan itu.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved