Kekerasan Bullying Akan Hadapi Perda, Ini Paparan Husein
Kita sangat menampung aspirasi masyarakat terhadap kasus bullying yang sering terjadi di Kalbar.
Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Jamadin
Kekerasan Bullying Akan Hadapi Perda, Ini Paparan Husein
PONTIANAK- Tindakan kekerasan Buly di Indonesia masih terbilang tinggi. Hal ini dilandasi dengan maraknya video-video yang viral akibat candaan, bahkan kekerasan terhadap orang lain.
Tanpa disadari, akibat buly yang sering terjadi ternyata sangat merugikan bagi seseorang yang merasakannya.
Seorang ahli psikolog, atau praktisi psikolog di Kalbar, Yun Amalia, S.Psi, CHT, mengungkapkan bullying adalah tindakan di mana satu orang atau lebih mencoba untuk menyakiti atau mengontrol orang lain dengan cara kekerasan.
Dikatakannya, ada banyak jenis bullying. Bisa menyakiti dalam bentuk fisik, seperti memukul, mendorong, dan sebagainya serta dalam bentuk verbal adalah menghina, membentak, dan menggunakan kata-kata kasar.
• Hasil Tinju Dunia: Ongen Saknosiwi Juara Tinju Dunia IBA Setelah Kalahkan Marco Demencillo
• IAIN Launching Film Merajut Damai Dari Kalbar, Ini Tema Yang Diangkat
Sedangkan, Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Pontianak, Husein, SP mengatakan bahwa pihaknya sangat mendukung sekali permintaan masyarakat untuk mengajukan Perda (Peraturan Daerah) yang mana jaminan masyarakat bisa terjaga dengan adanya aturan yang sudah dibuat dari masyarakat tersebut.
"Kita sangat menampung aspirasi masyarakat terhadap kasus bullying yang sering terjadi di Kalbar. Kendati demikian, masyarakat bisa menjaga tata Krama serta attitude yang baik bukan hanya melalui lisan, tetapi tulisan serta sikap di lingkungannya," ujarnya.
Untuk itu, Husein mengaku jika ada wadah dan laporan-laporan dari masyarakat, agar segera melaporkan atau meminta rujukan agar segera didiskusikan untuk kedepannya.
Ternyata, sikap ini disambut baik juga oleh Tenaga Ahli DPR RI, Akhmad Fathoni. Ia yang datang mewakili suara DPR RI, sudah beberapa kali menerima laporan dari daerah-daerah, namun hal ini akan ditinjau kembali untuk dibahas di DPR RI jika banyak laporan yang masuk dari setiap daerah-daerah.
"Saya melihat, kondisi bullying yang sering terjadi memang sangat merugikan. Bermula dari hal kecil, itu ternyata bisa menjadi sebuah kebiasaan yang besar jika dibiarkan begitu saja, saya harap, dengan kegiatan-kegiatan seperti ini, bisa membuka jalan baru untuk melindungi diri dari bullying," tegasnya.
Saling Menghargai
"Menurut saya kita harus saling menghargai sesama, selalu menjaga ucapan agar tidak menyinggung perasaan orang lain, dan selalu berfikiran positif terhadap orang lain. Hal ini penting agar kita tidak terbiasa membully orang lain," jelas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Pontianak, Indah Damayanti.
Bully Tergantung Persepsi
Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Pontianak Fakultas ilmu kesehatan, Prodi Psikologi, Puspa Ramersa, mengatakan bullying itu sekarang adalah khasus yang lagi naik daun di kalangan siswa mahasiswa Bahkan kalangan masyarakat, menurut saya selagi bullying itu tidak menyebabkan fsikis mental, merugikan individu lain tidak melukai perasaan seseorang itu belum bisa di bilang sebagai bullying.
Namun seseorang mempunyai persepsi yang berbeda-beda dalam mengartikan kata bullying itu sendiri.
Namun ada yang terlalu menyepelekan kata bullying dan ada yang mengambil berat arti kata bullying.